Sekolah Tergenang Banjir, Siswa di Lamongan Terpaksa Numpang Belajar di Musala Milik Warga

Sejumlah siswa SDN saat menumpang belajar di musala milik warga/RMOLJatim
Sejumlah siswa SDN saat menumpang belajar di musala milik warga/RMOLJatim

Siswa SDN 1 Pelangwot, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan terpaksa belajar di musala milik warga setempat karena sekolah yang menjadi tempat belajar setiap harinya terendam banjir hingga setinggi 70 cm akibat meluapnya aliran Sungai Bengawan Solo.


Kepala SDN 1 Pelangwot Kaswoto mengatakan, banjir yang merendam sekolahnya tersebut baru satu hari terjadi. Meski begitu banjir tersebut membuat aktivitas belajar mengajar terganggu. Bahkan ada sebagian siswa yang tak masuk sekolah.

"Jadi baru kemarin sore. Paginya saya ngajar itu airnya belum ada, pas malam saya dapat kabar lewat hp katanya sekolah kebanjiran," kata Kaswoto kepada Kantor Berita RMOL Jatim, Selasa (25/10).

Kaswoto mengungkapakan, banjir yang menggenangi sekolahnya itu sudah sering terjadi setiap tahunnya, bahkan setiap aliran sungai Bengawan Solo meluap.

Banjir itu disebabkan adanya pintu air yang berada di sisi sekolah. Pihak sekolah sendiri bahkan sudah beberapa kali meminta bantuan untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi tersebut.

"Sebenarnya sudah kita mengusulkan bantuan, tapi ya nyatanya sampai sekarang belum juga terealisasi dan banjir ini sering terjadi jika air Sungai Bengawan Solo meluap," terangnya.

Kaswoto menjelaskan, untuk ruang kelas yang terendam banjir ada 4 ruangan dan satu gedung TK dengan rincian kelas 1,2 dan ruang musala. Saat ini, lanjut, Kaswoto ada 36 siswa dari kelas 1 hingga 6 yang bersekolah di SDN 1 Pelangwot.

Alasan pihak sekolah memakai musala untuk dijadikan tempat belajar demi keamanan para siswa. Sebab jika tetap memakai gedung sekolah di lantai dua maka bisa mengancam keselamatan siswa.

"Ya takut saja, ini saja tadi pagi sebenarnya ada kegiatan rapat di Lamongan tapi saya tidak ikut khawatir jika terjadi sesuatu pada siswa karena airnya juga dalam," pungkasnya.