Dunia Perkijangan

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

KIJANG memang tiada duanya. Setidaknya itulah slogan yang tak pernah aus dari dulu hingga sekarang. Toyota Kijang memiliki pasar tersendiri. Penggemarnya mobil kijang banyak. Tersebar ke seluruh pelosok. 

Penggemar berbeda-beda. Ada yang suka Kijang Buaya (1977-1981). Ini generasi pertama Toyota Kijang. Lalu ada Toyota Kijang Doyok (1981-1985). Toyota Kijang KF20 alias “Kijang Doyok" ini mulai dijual pada tahun 1981. Sebutan itu diambil lantaran sosoknya yang kotak-kotak kerempeng identik dengan tokoh kartun Doyok di koran Pos Kota.

Kemudian ada Toyota Kijang Super (1968-1996) atau dikenal Kijang Kotak. Kijang Generasi 3 ini berhasil mencetak sejarah pada tahun 1989 dimana terdapat peluncuran Kijang ke 200.000 unit yang bertepatan dengan produksi Toyota ke 500.000 unit.

Selanjutnya Toyota Kijang Kapsul (1997-2004) atau biasa disebut Kisul. Selebihnya Toyota mengeluarkan yang keluaran terbaru. Yakni Kijang Innova. Bagi penggemar Kijang, Innova sering disebut sebagai "cucu". 

Ya, dunia perkijangan sangat menarik dibahas. Tapi kali ini saya ingin membahas soal Kisul saja. Terutama soal macam-macam type Kisul yang kadang membuat gregeten penggemar Kisul.  

Ceritanya, ada seseorang yang ingin membeli Kijang type LGX. Mobil sudah dicek. Pembeli sampai membawa montir. Ceknya serius. Bolehlah mengecek, tapi tidak sebegitu detil juga ngeceknya. Bagi penggemar Kijang, terutama yang masih pemula beli kijang pokoknya nyaman dan enak. Beres. 

Selesai dicek, akhirnya muncul tawaran. Dari tawaran, lalu muncul lain lagi. Kata pembeli Kijang LGX yang dicek bukan type LGX melainkan LSX. Pasalnya di STNK saat diperiksa tertulis type KF83 SPR. Pembeli bilangnya itu type LSX. 

Masih kata pembeli, kalau LGX harusnya ditulis "grand". Atau di STNK harus ada kata "long". 

Jujur, saya tidak paham type-type Kijang misalnya KF itu apa atau LF itu apa. 

Kalau di STNK memang tertulis KF83 SPR. Kalau di faktur tertulis long. 

Cuma saya penasaran saja. Kenapa kok bisa sampai terjadi kekeliruan seperti itu. Apakah orang Samsat sewaktu membuat dokumen tidak paham dengan type-type Kijang. Ya, mungkin saja. 

Akhirnya saya pun "berselancar" ke mana-mana. Di situ ketemu juga orang dengan cerita yang sama. Dia menulis di status Facebook grup. Intinya dia menanyakan type-type Kijang. 

Satu persatu saya baca kolom komentar orang-orang. Rata-rata komentar mereka bagus dan informatif. Saya yakin mereka termasuk para suhu di dunia perkijangan. Atau setidaknya, mereka punya pengalaman lama di dunia perkijangan. Yang pemula biasanya cukup menyimak saja. 

Beberapa komentar mereka ada yang bilang bahwa kekeliruan itu biasa dimainkan orang-orang dealer dan makelar untuk merusak harga Kijang. 

Komentar lain membalas, harga Kijang tidak ada yang terjun bebas. Tetap stabil. 

Sementara ada beberapa komentar yang saya perhatikan cukup menarik. "Jangan jadikan STNK sebagai acuan. Karena STNK sering keliru".

Malah ada mobil bensin tapi di STNK disebut solar dan lain-lain. Komentarnya berlanjut. Orang-orang sering dapat Kijang dengan STNK keliru.

Akhirnya muncul komentar lain membenarkan komentar sebelumnya. Ada dari mereka yang punya LGX new model juga tertulis KF 83.

Ada juga yang bilang punya Krista tapi oleh Samsat ditulis LX.

Ada lagi yang mengaku punya LGX tapi di STNK cuma tertulis LG tidak ada X nya. Jadinya seperti type televisi. 

Kemudian ada yang membandingkan LGX, LSX, LX itu perbedaannya bukan di mesin. Tapi di fiturnya. Misalnya, LSX tidak punya power window, tapi LGX ada. LSX tidak ada wiper belakang, sementara LGX punya. LSX tidak punya double blower, sebaliknya LGX ada. (Di sini saya lampirkan foto-foto fitur sebagai pembanding).

Komentar yang menarik perhatian saya ketika ada yang bilang STNK sering salah/keliru. Disebutkan, bahwa yang valid dan dapat dicek dari Kisul adalah kode di dalam kap alias di atas boster rem.

Di setiap kode itu biasanya tertulis GRMRS (SX/LX), GRMDS/GRMDE (SSX/LSX), dan GRMNS/GRMNE (SGX/LGX/KRISTA). 

Dijelaskan juga oleh para suhu bahwa KF adalah seri mesin bensin. Sementara LF adalah seri mesin diesel. 

Untuk angka 8 merupakan seri sasis panjang bagi type LX, LGX dan KRISTA. Untuk angka 7 merupakan seri sasis pendek bagi type SX, SGX, RANGGA. 

Kendati terjadi banyak ketidakcocokan antara dokumen/STNK dengan unit mobil di dunia perkijangan, namun penggemar Kijang tidak mempermasalahkannya. Yang jelas nomor mesin dan nomor rangka sesuai dengan dokumen. Itu sudah cukup. 

Pokoknya Kijang ya Kijang. 

Semoga bermanfaat. Tabik.

Wartawan Kantor Berita RMOLJatim