Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengimbau warganya untuk mewaspadai segala bentuk modus penipuan baik melalui telepon atau WhatsApp.
- 22.900 Guru SD-SMP se-Surabaya Gelar Halal Bihalal Bersama Wali Kota Eri
- Ikut Program Tahara, Para Pelaku UMKM Jahit Benang Emas Hasilkan Rp65 Juta untuk THR Lebaran
- Gelar Open House di Rumah Dinas, Wali Kota Eri: Ini Rumahnya Masyarakat Surabaya
Sebab, baru ini ada seorang warga yang menjadi korban penipuan dengan kerugian puluhan juta melalui modus telepon anak kecelakaan.
Wali Kota Eri mengatakan, bahwa kejahatan penipuan dengan modus telepon keluarga kecelakaan itu sudah lama.
Untuk itu, ia meminta warga agar mengkroscek terlebih dahulu apabila menerima telepon yang mengabarkan ada keluarga kecelakaan.
"Misal kecelakaan, nanti biasanya ada yang telepon malam-malam. Kalau ada yang telepon cek dulu, ditanyakan rumah sakit mana," kata Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (7/2).
Menurutnya, modus telepon ada keluarga kecelakaan telah berulang kali dilakukan oleh pelaku kejahatan.
Maka dari itu, yang paling penting sekarang adalah warga harus lebih berhati-hati ketika menerima telepon dari orang tak dikenal.
"Kejadian ini sudah terjadi berulang kali. Kalau sudah berulang kali terjadi dengan modus yang sama, maka kalau kita kena, berarti kita yang kurang hati-hati," katanya.
Wali Kota Eri juga mengungkapkan, bahwa tak hanya telepon modus keluarga kecelakaan yang seringkali digunakan pelaku kejahatan.
Namun, modus penipuan dengan mengaku pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga kerap dilakukan oleh pelaku kejahatan.
"Nanti juga sama, ketika ada pergantian Sekretaris Daerah (Sekda) atau wali kota pasti ada telepon (penipuan) seperti itu. Herannya kok masih ada yang tertipu. Makanya saya berharap warga Surabaya mohon berhati-hati," pesannya.
Oleh sebabnya, ia kembali mengimbau warga apabila mendapatkan telepon serupa agar dapat mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut.
Mulai dari di mana rumah sakit keluarga yang dikabarkan mengalami kecelakaan hingga nomor telepon tenaga kesehatan atau dokter yang menangani.
"Kalau mereka tidak bilang rumah sakit mana, terus nomor ponsel dokternya masih tidak jelas, artinya kan tidak benar. Biasanya juga telepon itu pagi hari, bikin kita kaget. Makanya modus-modus seperti ini supaya lebih hati-hati, lebih dikuatkan lagi imannya biar tidak gampang dibohongi," pungkasnya.
- Dua Bos Perusahaan Ekspedisi Bikin Kontrak Fiktif, Tipu Korban Hingga Rp 11 Miliar
- PPP Jombang Dukung Nyai Mundjidah Dua Periode
- Lelang Proyek Pembangunan Alun-alun Jember dan Jalan Andongrejo-Bandealit Senilai Rp40 M Dinilai Ilegal