Partai Harus Kedepankan Ideologi Ketimbang Soal Dukung Capres Cawapres 

Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago/Net
Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago/Net

Saling bertandangnya antarpartai politik yang saat ini berbeda gerbong koalisi adalah hal wajar. Partai-partai yang ada nampak sedang mencari bentuk koalisi dalam menyambut kontestasi pemilu 2024.


Analis Politik sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago melihat, antarpartai saat ini melakukan upaya saling sandera, saling adu strategi dan mengulur-ulur dengan saling bertandang.

Bagi Pangi, kunjungan Partai Nassdem ke Golkar, PKS bertemu Golkar bahkan PKB akan bertemu Golkar tidak bisa dibatasi. Sebab, sampai saat ini belum ada deklarasi resmi gerbong koalisi mendukung calon presiden dan calon wakil presiden.

"Misalnya koalisi perubahan, belum ada deklarasi mendukung Anies secara organisasi koalisi. Juga belum ditentukan pendampingnya siapa," kata Pangi dikutip dari Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (9/2).

Ia melihat, hanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sedikit lebih maju. Koalisi yang terdiri Partai Golkar, PAN dan PPP sudah memiliki piagam perjanjian soal pemenuhan presidential threshold 20 persen.

Komunikasi antarparpol itu, jelas Pangi, tetap akan leluasa dilakukan karena sedang penjajagan membangun chemistry politik. Bahkan Pangi menilai, banyak partai dalam membangun koalisi terkesan grasa grusu.

Pangi kemudian menyarankan agar semua parpol tetap mengedepankan ideologi, program dan strategi besar membangun negara ketimbang hanya soal mendukung siapa capres dan cawapresnya.

"Proposal kebangsaan harus ada, grand strategi itu penting dibandingkan melulu capres dan cawapres semata," pungkas Pangi.