Yayasan Majelis Taklim Surabaya Jelaskan Pidato Megawati dan Pentingnya Manajemen Keluarga

Teguh Rachmanto, Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya
Teguh Rachmanto, Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya

Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) menilai pidato Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya manajemen keluarga sebagai sebuah hal yang mesti direspons positif. Megawati menyebutkan kaum ibu yang mengikuti pengajian juga harus proaktif dalam melakukan manajemen keluarga yang baik.


“Saya sudah lihat dengan penuh pidato Ibu Megawati. Saya kira itu bukan kritik kepada pengajian. Coba deh lihat videonya utuh. Itu kan kemudian disambung soal pentingnya manajemen keluarga. Itu ajakan positif agar bagaimana aktivitas keagamaan bisa membawa orang untuk proaktif menebar kebaikan di keluarga dan masyarakat, untuk penanganan stunting dan sebagainya,” ujar Teguh Rachmanto, Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas), Selasa, (7/3).

Teguh mengatakan, apa yang disampaikan Megawati tentang pengajian yang dipungkasi dengan arahan untuk menyusun manajemen keluarga adalah bagian dari siyasatud dunya, bagian dari politik untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di duniaz

“Siyasatud dunya, tata kehidupan dunia, harus dijalankan dengan memastikan kemaslahatan dan mencegah keburukan, yuhaqqiqul maslahah wa yadroul mafsadah. Dalam hal ini, Bu Mega memastikan agar seluruh kekuatan kaum perempuan fokus pada perbaikan SDM, salah satunya soal stunting yang dimulai dari manajemen keluarga yang baik,” jelas Teguh.

"Misalnya itu bisa dimulai dari pengajian yang dilengkapi untuk mencari solusi atas permasalahan konkret warga, seperti stunting, pemberdayaan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, pola pengasuhan anak dan sebagainya," ujar Teguh.

Menurut Teguh, “siyasatud dunya” ini telah dilakukan di Kota Surabaya, di mana ibu-ibu pengajian diarahkan untuk  bergabung dalam  wadah koperasi. Mereka diberi pelatihan menjahit seragam, jahit tas, kuliner, hingga sablon.

Para ibu nyai di Surabaya termasuk di dalam Yamatas yang juga dibina Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, kata Teguh, selalu memotivasi jamaahnya untuk mandiri secara ekonomi. Tujuannya demi ketahanan keluarga dan membekali mereka tips-tips menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. 

"Kalau ekonomi keluarga mandiri, asupan gizi ke anak semakin baik. Belum lagi Pemkot Surabaya juga membantu pemenuhan nutrisi anak. Tidak mengherankan bila prevalensi stunting di Surabaya berada pada titik terendah di Indonesia yakni 4,8 persen pada 2022," ungkapnya.

Teguh mengatakan, pidato Megawati terkait pengajian yang diawali dengan ucapan beribu-ribu maaf adalah sebuah saran bahwa perempuan harus menjadi women of action yang terlibat dalam segala urusan demi kebaikan keluarga, bangsa dan agamanya. “Itu pesan yang ingin disampaikan Ibu Megawati," tandasnya.

Lebih jauh, Teguh menyampaikan, Megawati adalah Presiden ke-5 RI yang juga ketua partai terbesar di Indonesia. Selain itu, Megawati juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). 

"Bisa disimpulkan bahwa kehidupan Ibj Megawati tidak jauh dari dunia politik atau siyasah. Politik yang diajarkan adalah politik tindakan, yang melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang sederhana dalam ucapan namun istimewa dalam tindakan," ujarnya.

Hal ini, menurut Teguh, selaras dengan yang disampaikan para ulama bahwa tujuan politik adalah iqamatud din (hirasatud din) wa siyasatud dunya (menegakkan din dan mengatur urusan dunia). 

Ketika menyampaikan pidato tentang pengajian tersebut, Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP yang sedang memberi pengarahan dalam acara 'Pancasila dalam Tindakan'. Perhatian utama Megawati adalah politik (siyasah) bisa mengatur kehidupan warga secara lebih baik, bahkan sampai ke aspek manajemen keluarga.

"Dalam konteks Indonesia, isu stunting adalah bagian penting dalam siyasatud dunya, sebab bonus demografi yang seharusnya menjadi modal penting dalam mendorong kemajuan bangsa akan sia-sia bila tidak didukung kualitas SDM yang kuat secara fisik dan intelektual. Itulah perhatian Bu Megawati," jelas Teguh.

Teguh mengatakan, segala upaya untuk kebaikan itu selaras dengan petuah yang pernah disampaikan ulama kharismatik Tanah Air, KH Maimun Zubair. 

"Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat," kata Teguh, menirukan petuah KH Maimun Zubair.