Itu 'Public Lecture', Gaes..

Anies sedang memberi prolog acara bertajuk "Chief Editors Dialogue" di Shangrila Hotel, 17 Maret 2023/Rosdiansyah
Anies sedang memberi prolog acara bertajuk "Chief Editors Dialogue" di Shangrila Hotel, 17 Maret 2023/Rosdiansyah

ANIES Baswedan tampil memukau di acara ''Chief Editors Meeting'', Hotel Shangrila, Surabaya, Jumat malam (17/8). Melalui prolog tajam, Anies menyoal media besar yang masih terhipnotis hasil survei, enggan mengeksplorasi gagasan, rekam jejak serta rencana ke depan. Mendengar Anies memapar begitu, audiens tentu mafhum media apa yang dimaksud Anies. 

Namun, tak ada protes atau interupsi dari rekan-rekan media yang mengisi sebagian besar tempat duduk di ruang Ballroom itu. Para awak media sudah sangat matang menghadapi narasumber cerdas sekelas Anies. Bagi rekan media, kritik dari narasumber adalah tonikum kebebasan pers. Hak korektif bisa dipakai siapapun untuk mengawasi media massa.

Berkat hak korektif, media makin sehat, bermanfaat untuk publik. Di antaranya, mengajak publik ikut terlibat dalam proses mengawasi pemerintahan. Sebagai mantan Gubernur Jakarta cum akademisi, Anies mengurai tema kondang dalam pemerintahan. Berkolaborasi mengajak semua pihak ikut terlibat mengusulkan pembenahan, perbaikan sekaligus perubahan.

Pemerintahan kolaboratif (Collaborative Government) memang gejala baru di tiap negara. Jaman sudah berubah, suasana sudah berbeda. Pemerintahan kini bukan pihak serba tahu segalanya. Dibutuhkan keterlibatan warga, diperlukan keikutsertaan publik. Utamanya, untuk mengusulkan berbagai hal yang bisa membawa kebaikan bersama (bonum commune).

Artinya, semua ikut bergerak. Tak ada yang pasif, apalagi cuma berpangku-tangan. Itulah dasar filosofi ''Movement based-Development'', pembangunan berbasis gerakan. Sebuah konsep pembangunan yang juga sudah mendunia dan dikerjakan berbagai pemerintahan. Dengan fasih, Anies menjelaskan soal itu. Ia merangkul semua pihak untuk melahirkan kebijakan kreatif, inovatif serta berjejaring.

Ala kulli hal, Anies mengingatkan kembali, bahwa semangat para pendiri bangsa adalah pergerakan. Sejarah Indonesia adalah sejarah pergerakan, dan Kota Surabaya dalam sejarah telah mengawali itu melalui sosok Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto dari kawasan Peneleh. Mengajak semua pihak, saling membahu, saling berbagi. Semangat ini yang diusung Anies untuk kebaikan Indonesia. So, ini 'public lecture', gaes. More than just a ''Chief Editors Dialogue''.[R]

Periset di Surabaya