Komisi B Minta PDAM Surabaya Lakukan Percepatan Realisasi Air Minum Kemasan

Anas Karno/RMOLJatim
Anas Karno/RMOLJatim

Komisi B DPRD Kota Surabaya merespon positif inovasi dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya untuk memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Oleh karena itu, Komisi yang membidangi perekonomian dan keuangan ini mendorong supaya rencana itu secepatnya direalisasikan tahun ini.

"Ini sejalan dengan target wali kota agar PDAM tahun ini merealisasikan produksi air minum dalam kemasan," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (25/5).

Lebih lanjut legislator Fraksi PDIP Surabaya tersebut mengatakan, memproduksi AMDK sebagai bagian dari lini usaha PDAM, akan membuat bisnis BUMD milik Pemkot Surabaya tersebut kian berkembang.

"Sehingga akan menambah pendapat mereka yang akhirnya juga akan menambah deviden bagi pendapatan asli daerah kota Surabaya. Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air minum kemasan," jelasnya.

Anas Karno menambahkan, pasar AMDK PDAM cukup besar. Diantaranya bisa menjangkau kantor OPD dan dinas dilingkungan Pemkot Surabaya.

"Kemudian kantor DPRD Surabaya, SD dan SMP negeri yang dikelola Pemkot Surabaya, ditambah kantor-kantor BUMD Pemkot Surabaya. Selain dipasarkan lebih luas lagi ke masyarakat," imbuhnya.

Sementara itu Direktur Utama PDAM Surya Sembada Arief Wisnu Cahyono mengatakan untuk memproduksi AMDK butuh waktu karena memerlukan kajian terkait isu lingkungan. Kajian itu untuk memastikan bahwa AMDK nantinya, tidak menimbulkan potensi menambah beban lingkungan.

"Karena itu, ini sudah kita siapkan Insyaallah Agustus siap produksi. Tetapi utk mendapatkan nomer edarnya SNI, BPOM butuh waktu 6 bulan sampai satu tahun. Kalau Agustus kita produksi baru tahun depan bisa kita berjualan," terangnya.

Arief menjelaskan bahan baku AMDK merupakan unggulan karena dari mata air Umbulan yang ditampung di Putat melalui pipa reservoir.

Menurut Arief, PDAM akan fokus pada air minum kemasan dalam galon. Dengan kapasitas produksi 200 galon dalam setahun.

"Tapi ada juga kemasan 330 ml yang botol. Untul kemasan cup kita sedang pertimbangan. Karena cup memang nanggung dengan 330 ml. Selain itu cup itu ada pencemaran dari sedotannya, yang merupakan plastik juga," jelasnya.

Lebih lanjut Arief mengatakan, untuk produksi AMDK, PDAM menginvestasikan dana Rp11 miliar dan bekerjasama dengan ITS sebagai teaching factory. Karena selain sebagai lini usaha juga menjadi sarana edukasi bagi para mahasiswa.

"Selain magang, nanti mahasiswa bisa mengoperasikan juga, dan secara komersial juga ikut mulai mendesain. Membutuhkan investasi sekitar Rp. 11 miliar. Nanti di Ultahnya PDAM kita udah launching," pungkasnya.

ikuti terus update berita rmoljatim di google news