Dugaan Ujaran Kebencian Terhadap Presiden Jokowi, Ketua JPAI Bikin Pengaduan ke Polda Jatim

caption : M. Soleh, Ketua Umum Jaringan Pemuda Indonesia (JAPAI), usai membuat aduan ke Polda Jatim./ist
caption : M. Soleh, Ketua Umum Jaringan Pemuda Indonesia (JAPAI), usai membuat aduan ke Polda Jatim./ist

M. Soleh, warga Surabaya adukan video ulang tahun ormas Mega Bintang ke-26 kepada pihak kepolisian. 


Menurutnya, materi video tersebut mengandung hoax dan dugaan ujaran kebencian kepada Presiden Joko Widodo. Laporan itu diterima Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim.

Ketua Jaringan Pemuda Indonesia (JAPAI) itu mengetahui adanya video tersebut dari media sosial whattsapp pada 11 Juni 2023. Ia juga menilai dalam video yang beredar luas itu ada muatan ajakan makar kepada pemerintahan yang sah.

"Saya kaget saat pertama menonton video tersebut, ada dugaan ujaran kebencian dan ajakan makar kepada pemerintahan yang sah. Saya sampai tonton berulang-ulang hingga akhirnya yakin adanya dugaan tindakan pidana. Karena itu, setelah berkonsultasi dengan Ketua Bidang Hukum JAPAI, Hajatulloh SH, MH. Saya putuskan adukan ini ke Polda Jatim," kata Soleh, dalam keterangannya, Sabtu (17/6/2023).

Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan itu mengungkapkan, pihaknya menyerahkan penanganan kasus ini kepada penyidik. Karena ia meyakini hukum positif yang berlaku di negeri ini.

Tentang tokoh yang diduga melakukan ujaran kebencian dalam video tersebut, Soleh mengaku mendapat informasi tentang identitas orang tersebut dari kader-kader JAPAI. Namun, menurutnya pengungkapan itu menjadi ranah penyidik.

"Tentang orang itu dan jabatannya di ormas Mega Bintang, serta kapasitasnya dalam kegiatan tersebut, menjadi kewenangan penyidik untuk mengungkapnya. Saya tak mempermasalahkan orang dan ormasnya, tapi perbuatannya," tegas Soleh.

Soleh melanjutkan, sebentar lagi memasuki tahun politik. Karena itu, ia berharap jangan ada lagi provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendeskriditkan pemerintah. Saat ini justru harus menjaga stabilitas nasional agar tetap kondusif. Apalagi perekonomian baru saja bangkit pasca dihantam pandemi covid-19.

Dirinya mengimbau siapa pun yang berbeda pandangan politik dengan pemerintah saat ini, menggunakan saluran politik yang sah. Yakni, lewat pemilu, bukan dengan menghasut rakyat untuk menurunkan pemerintahan yang sah di tengah jalan dengan wacana people power.

"Jangan membuat gaduh, apalagi memecah belah anak bangsa. Sebentar lagi kita menyongsong pemilu legislatif dan pilpres. Ini momentum untuk melakukan suksesi nasional. Silahkan gunakan saluran ini kalau mau berkuasa," pungkasnya.