Dampak Wabah PMK, Pemotongan Hewan Kurban di Surabaya Alami Penurunan

Penyembelihan hewan kurban di RPH Surabaya/ RMOLJatim
Penyembelihan hewan kurban di RPH Surabaya/ RMOLJatim

Rumah Potong Hewan (RPH) Pegirian, Surabaya mulai melakukan pemotongan hewan kurban Idul Adha 1444 H. 


Dirut RPH Surabaya, Fajar Arifianto Isnugroho mengatakan, pihaknya melayani pemotongan kurban sampai tasyrik. Tercatat, ada 150 ekor sapi dan kambing yang sudah diterima.

"Kami fasilitasi masyarakat, hari ini ada 17 ekor (yang disembelih), besok, kita layani sampai minggu atau hari tasyrik," kata Fajar, Kamis (30/6).

Fajar menambahkan, jumlah kurban di tahun ini mengalami penurunan dibanding 2022 lalu.

"Tahun lalu sekitar 160an, tahun ini menurun karena ada PMK (penyakit mulut dan kuku). Tapi sekarang sudah normal dan banyak yang sudah melakukan pemotongan secara mandiri," ujarnya.

Untuk pemotongan kurban selama Idul Adha, ia mengaku tak ada target dan durasi khusus. Meski, di hari biasa pihaknya mampu memotong hingga 75 ekor per harinya.

Untuk jenis sapi yang didatangkan pun beragam. Seluruhnya, berasal dari sejumlah daerah di Jatim.

"Asal sapi-sapinya dari Jember, Malang, Banyuwangi, sampai Probolinggo. Kalau jenis paling banyak limosin dan simental," imbuh dia.

Sementara itu, Wakil ketua pelaksana pemotongan hewan kurban RPH Surabaya, dr. Sindhuranu mengatakan, untuk pemotongan hari pertama ada 17 ekor sapi saja. Untuk kambing bakal dilakukan besok hingga Minggu (2/7/2023) mendatang.

"Sementara ini jumlahnya masih 150 kambing dan sapi, ini bertambah terus," papar dia.

Sindhu menegaskan, tidak ada target jumlah sapi dan durasi pemotongan. Ia khawatir, pekerja akan terburu-buru dan menghasilkan bentuk potongan yang akan berpengaruh pada kualitas daging.

"Kita menjaga kualitas dan kehalalan. 3 saluran dari hewan harus terputus dan dipastikan langsung oleh dr hewan. Untuk pelaksanaannya sampai hari tasyrik, sampai Minggu (2/7) total 4 hari sesuai aturannya," beber pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Dokter Hewan Kurban PD RPH Surabaya itu.

Sindhu menyebutkan, puluhan pekerja yang diterjunkan. Baik dari tim jagal, pengemas, hingga dokter hewan.

"Jumlah tim ada 10 pemboleng, 10 tim pengemas, dan 10 dokter hewan. Per tim 5 sampai 8 orang, untuk dokter 1 orang per tim," tuturnya.

Ia bersyukur pelaksanaan pemotongan hewan kurban hari pertama lancar. Bahkan, tim dokter hewan melaporkan masih belum menemukan kasus PMK dan LSD. 

"Tapi, kalau penyakit-penyakit dalam seperti cacing, kita lakukan pemeriksaan post mortem di selanjutnya," jelas dia.

Sindhu memastikan, untuk mengantisipasi perawatan hewan kurban, pihaknya melakukan kroscek secara detail. Mulai dari administrasi atau surat, ear tag, hingga memastikan sapi sudah divaksin.

"Lalu di sini diberikan pakan yang baik berupa rumput, konsentrat, jamu-jamuan, sampai vitamin. Untuk pemilihan sapi terbatas ya, dan 14 hari sebelum dikirim tidak menunjukkan gejala apapun di karantina baru boleh dibawa kesini, jadi nggak asal pilih," tutupnya.