Sekolah Lapang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (SLPHT) dengan menerapkan manajemen tanaman sehat (MTS) berhasil cetak petani mandiri di Lamongan, khususnya petani padi Desa Prijekngablak, Kecamatan Karanggeneng.
- Komisi I DPRD Banyuwangi Ajak Warga Pesisir Ketapang Dialog Soal Tanah Negara Dialihkan Menjadi SHM
- Pendaftaran Anggota Direksi PD Pasar Surya Diperpanjang hingga 28 April 2023
- Intoleransi Ancam Nasib Generasi Bangsa, Pusham Surabaya: Sekolah Jadi Benteng Atasi Ideologi Ekstremisme
Terbukti dari hasil panen padi kali ini produktivitasnya mencapai 9,46 ton dari lahan 104 hektar yang menetapkan program SLPHT. Pasalnya Desa Prijekngablak sempat mengalami gagal panen selama 3 tahun berturut-turut.
Hadirnya SLPHT merupakan solusi bagi petani agar dapat meminimalisir biaya produksi pertanian namun tetap memiliki produksi maksimal karena petani saat ini sebagai penyumbang angka kemiskinan tertinggi di pedesaan.
Selain itu juga sebagai jalan keluar dari fenomena kelangkaan pupuk dan pengurangan subsidi pupuk.
Upaya yang dilakukan merupakan bentuk komitmen Pemkab Lamongan dalam menjaga ketahanan pangan di Lamongan, sekaligus antisipasi krisis pangan.
"Ketahanan pangan merupakan hal penting untuk dijaga, terlebih Kabupaten Lamongan sebagai lumbung pangan Nasional. Di tengah permasalahan pada bidang pertanian mulai kelangkaan pupuk, harga pupuk yang mahal dan lain sebagainya petani Lamongan harus bisa berjuang dan berinovasi untuk mencapai kesejahteraannya, salah satunya dengan adanya sekolah lapang ini," tutur Bupati Yuhronur Efendi dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (27/6).
Saat ini juga diwajibkan alokasi dana desa sebesar 20% untuk ketahanan pangan. "Hal tersebut merupakan komitmen kami untuk mensejahterakan petani. Yang mana berpotensi menghadirkan ketahanan pangan di Lamongan, " terang Yuhronur.
Bupati Lamongan akrap disapa Pak Yes ini meminta agar petani di seluruh Kabupaten Lamongan dapat mengimplementasikan program SLPHT dan MTS agar menjadi petani yang mandiri dan sejahtera.
"Program yang dicetuskan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupeten Lamongan ini sudah melakukan pertemuan sebanyak 25 kali dengan mengajarkan materi mendasar tentang agro ekosistem pertanian hingga pembuatan pupuk organik," jelas Yuhronur.
Diterangkan oleh penyuluh SLPHT Khamim bahwa hal utama yang harus ditekankan ialah sumber daya manusia (SDM) agat memiliki keterbukaan pemikiran tentang manajemen tanaman sehat. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian terkait cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani.
"Jadi pertama yang kita lakukan ialah manajemen sdm agar memahami tentang manajemen tanaman sehat, setelah itu baru kita lanjutkan pada materi cara efesiensi usaha tani hingga diversifikasi usaha tani," terang Khamim saat ditemui.
Pada desa tersebut juga dilakukan petak studi yang membandingkan hasil penanaman menggunakan metode organik dan non organik.
Diungkapkan oleh salah satu petani Desa Prijekngablak Muslik bahwa hasil produktivitas padi sungguh signifikan mulai dari terhindar hama saat penanaman dan hasil yang lebih besar jumlahnya.
Penanaman padi yang dimulai pada bulan Maret lalu menggunakan varietas 32 dan MR dan menggunakan pupuk organik jenis PGPR (Plant Growth-Promoting Rhizobacteria), POC (pupuk organik cair), dan lainnya.
- Sukses Jadi Lumbung Pangan Nasional, Pemkab Lamongan Kini Fokus Kembangkan Pertanian Jagung
- Bulan Bung Karno, Pemkot Surabaya Rombak Rumah Kelahiran Sang Putra Fajar di Pandean Jadi Museum
- DKPP Kota Kediri Maksimalkan Vaksinasi Hewan Qurban, Antisipasi PMK dan LSD