Antisipasi Penyakit Antraxs Masuk Jatim, Politisi PDIP Minta Pemprov Perbanyak Vaksinasi Hewan Ternak Di Perbatasan

foto/RMOLJatim
foto/RMOLJatim

Pemprov Jawa Timur diminta bergerak cepat mengantisipasi penyebaran penyakit antraks yang saat ini terjadi di kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Salah satu langkah yang direkomendasikan adalah vaksinasi terhadap ternak sapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah, seperti Pacitan, Ponorogo dan Magetan.


“Saya berharap agar dinas peternakan Jawa Timur melakukan antisipasi. Bagaimana bakteri antraxk tidak menular ke sapi-sapi yang ada di Jawa Timur. .Bisa ditangani dengan melajukan vaksinasi. Saya minta ke Disnak Jatim supaya melakukan program vaksinasi secara massif, khisusnya daerah yang ada di Jawa Tengah,” kata anggota komisi B DPRD Jatim Agatha Retnosari pada Rabu (12/7).

Politisi PDIP itu meminta agar Disnak Jatim mengajukan kuota tambahan, agar vaksinasi yang digelar nantinya bisa merata. Dari informasi yang didapatkan, Disnak Jatim berencana melakukan vaksinasi sebanyak 16 ribu dosis di beberapa kabupaten yang berbatasan dengan Jawa Tengah.

“Kemarin sudah koordinasi dengan Disnak Jatim. Katamya akan vaksinasi 16 ribu dosis di Tulungaung. Pacitan dan Ponorogo karena dekat dengan Wonogiri,” tambah anggota DPRD Jatim dari Dapil Surabaya itu.

Agatha menjelaskan, penyebaran penyakit antraxs memang cukup cepat dan bisa menular kepada manusia. Oleh karena itu, dia mengimbau agar para peternak tidak menjual sapinya ketika sakit. Dia khawatir, sapi-sapi yang dijual itu akan dipotong dan menularkan penyakit ketika dagingnya dimakan.

“Kalau antraxs ini sangat mudah menular kepada manusia, jangankan memakan dagingnya kalau di kulit ada luka bersentuhan dengan sapi tertular antraxs langsung ketularan. Bakteri ini kan bertahan lama, harapan saya kepada petani dan jagal kalau sapi sakit jangan disembelih. Kalau bisa jangan dijual, harus ada kesadaran moral juga,” tambahnya.

Dia mendesak agar Pemprov Jatim mengeluarkan dana tambahan untuk memberikan vaksinasi terhadap seluruh sapi di Jatim, untuk mengantisipasi penularan penyakit antraxs.

‘Selain APBD bisa disiapkan dana on call untuk antisipasi, selain pemberian vaksin. Segera menyiapkan vaksin lebih banyak lagi dan kalau perlu seluruh Jawa Timur,” pungkasnya.

Seperti diketahui, wabah antraxs sedang menjangkiti warga kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta bekalangan ini menyebabkan tiga orang meninggal.

Penyebabnya diduga karena mereka mengonsumsi sapi mati. Belakangan, hal ini dikaitkan dengan tradisi Mbrandu, yakni kebiasaan warga menyembelih hewan ternak yang sudah mati, lalu membagi-bagikannya secara gratis.

Data dari penelusuruan Dinkes Gunung Kidul, sebanyak 87 warga Jati berstatus seropositif Antraks. Seropositif ini artinya warga tersebut pernah terpapar Antraks, tapi gejala klinisnya tidak terlihat.

Sementara itu, anggota komisi B DPRD Jatim lainnya, Daniel Rohi menyerukan agar Pemprov Jatim menutup total lalu-lintas sapi di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Isolasi itu sangat penting, agar wabah antraxs yang ada di wilayah gunung kidul, tidak masuk ke Jatim.


ikuti update rmoljatim di google news