Masuk Kandidat Tiga Besar Gubernur Jatim, Ini Kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

Eri Cahyadi/RMOLJatim
Eri Cahyadi/RMOLJatim

Hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) di Surabaya menunjukkan angka elektabilitas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi masuk tiga besar kandidat Gubernur Jawa Timur. 


Namun sayangnya hasil riset SSC ini tak mendapatkan sambutan ceria dari mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya.

Menurut Wali Kota Eri, agenda politik di 2024, seperti halnya di pilkada belum menjadi atensinya. 

Politisi PDI Perjuangan ini justru memilih fokus untuk menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat Kota Pahlawan.

"Awak e dewe mikir kemiskinan gurung mari-mari, kok mikir gawe pil-pilan (Kami memikirkan kemiskinan saja belum selesai-selesai, kok memikirkan Pemilihan)," kata Wali Kota Eri dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Sabtu (15/7).

Menurut Wali Kota Eri, angka kemiskinan di Surabaya cenderung menurun dalam dua tahun terakhir. 

Setelah meningkat pada masa pandemi hingga 5,23 persen (2021), kini angka kemiskinan Surabaya menurun menjadi 4,72 persen (2022).

Sekalipun demikian, Wali Kota Eri mengungkapkan masih ada sekitar 65 ribu warga yang mendapat penghasilan kurang dari standar upah di Surabaya (UMK) yang ada di kisaran Rp4,5 juta.

Untuk itu, pihaknya memilih fokus untuk menyelesaikan angka tersebut. Sehingga, harapannya kemiskinan turun menjadi sekitar 2 persen.

Pemkot akan memberikan bantuan kepad masyarakat miskin ekstrim dengan berbagai bantuan padat karya. 

"Yang belum kerja, harus sudah kerja pada Agustus nanti," tegas Wali Kota Eri.

Selain melalui padat karya, Pemkot juga akan membekali masyarakat miskin dengan bantuan modal dan peralatan. 

Masyarakat akan diajak berjualan sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing.

Sehingga, mereka bisa meraih penghasilan secara mandiri dan berkelanjutan. 

"Kami berikan gerobak, rombong, hingga modal. Kemudian, akan kami pantau (pendampingan)," ujarnya.

Dengan intervensi tersebut, pihaknya optimis maing-masing keluarga memiliki tambahan penghasilan. 

"Sehingga, tiap KK minimal mendapat Rp4 juta," katanya.

Sebelumnya, Lembaga Surabaya Survei Center (SSC) merilis hasil penelitian terhadap calon pemilih di Surabaya, Kamis (13/7/2023). Bertajuk "Palagan Surabaya, Geliat Elektoral Menuju 2024", survei ini memotret perilaku calon pemilih jelang pemilu serentak tahun depan, di antaranya Pilgub Jatim.

Dari sisi elektabilitas, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa masih memuncaki hasil survei elektabilitas di Jatim dengan 36,3 persen. 

Dengan potensi tersebut, Khofifah memiliki kans besar untuk terpilih apabila kembali mencalonkan sebagai Gubernur.

Di bawah Khofifah, berturut-turut ada Menteri Sosial Tri Rismaharini (19,8 persen), Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (18,4 persen), dan Wakil Gubernur Jatim Emil  Elestianto Dardak (11,3 persen). 

Selanjutnya, ada beberapa nama politisi senior dengan elektabilitas berada tipis di bawahnya.

"Menarik melihat Wali Kota Eri ternyata memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai Calon Gubernur di mata masyarakat Surabaya. Trennya meningkat, bahkan mengalahkan Emil Dardak," kata Peneliti Senior SSC, Wildan Krisnawanto dalam rilis survei tersebut.

Selain dari sisi elektabilitas, tingkat kepuasan masyarakat Surabaya terhadap Wali Kota Eri juga cukup tinggi. 

Dalam survei tersebut, angka kepuasan terhadap kinerja Wali Kota Eri mencapai 89,2 persen.

Selain itu, mayoritas masyarakat (77,7 persen) juga mempersepsikan Surabaya semakin baik di bawah kepemimpinan Eri - Armuji. 

Di antara program pemerintah kota yang dinilai maksimal adalah membuka lapangan kerja (27 persen), meningkatkan kualitas pendidikan (17,8 persen), dan meningkatkan layanan kesehatan (17,3 persen).