Erick Thohir Sebut Terlalu Dini Bahas Soal Capres-cawapres

Menteri BUMN, Erick Thohir/Ist
Menteri BUMN, Erick Thohir/Ist

Euforia soal calon presiden dan calon wakil presiden yang terjadi saat ini jangan sampai membuat semua pihak melupakan pekerjaan-pekerjaan yang perlu segera diselesaikan. 


Demikian disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir usai menghadiri acara Festival Hijriah 1 Muharram 1445 H di Jakarta dilansir dari Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (19/7).

Erick mengaku rutin berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan bakal calon presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo. Namun demikian diskusi soal capres-cawapres belum dilakukan.

"Kalau diajak diskusi ya memang selama ini saya ada komunikasi dengan Pak Ganjar dan Pak Prabowo, mungkin sebulan sekali, kadang dua bulan sekali. Saya rasa hal yang lumrah, tapi bukan sesuatu yang istilahnya untuk melakukan hal-hal yang belum waktunya," tuturnya.

Erick mengatakan, diskusi mengenai capres cawapres perlu sejumlah pertimbangan, mulai dari proses koalisi hingga kecocokan antara bakal capres dan cawapres.

"Saya rasa terlalu dini pada saat ini (bahas soal capres-cawapres), dan hari ini pun saya rasa survei-survei itu masih banyak pada capres, bukan cawapres. Jadi, jangan jadi euforia yang justru kita tidak bekerja, bahkan melupakan jangka pendek pekerjaan-pekerjaan yang memang sudah perlu penyelesaian," ujarnya.

Saat ini Erick Thohir merupakan salah satu figur yang didorong Partai Amanat Nasional (PAN) untuk menjadi bacawapres Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo. Kendati demikian, Erick mengaku hanya bisa menunggu keputusan.

"Tentu kita hanya menunggu saja mana yang terbaik. Saya rasa kembali pada beberapa bulan ini masih banyak pekerjaan, persiapan (Piala Dunia) U-17 pada November, konsolidasi BUMN. Saya rasa saya masih fokus di situ. Kalau memang nanti ada hal-hal yang berlanjut, ya kita lihat saja dulu. Saya rasa terlalu dini kalau sekarang," jelasnya.

Erick juga menegaskan ingin bisa membangun Indonesia ke depan dengan cetak biru pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

"Sehingga kita bisa memastikan tadi, bukan hanya duduk di kekuasaannya, tapi hasilnya apa ke depan. Itu harus jadi komitmen sama-sama. Tidak bisa kita bangun itu sendiri-sendiri dan saya bilang, saya tidak mau jadi bagian yang berkuasa tapi justru merusak bangsa ini. Mendingan tidak," tutup Erick Thohir.