AJI: Jurnalisme Bukan Melayani Penguasa

Malam resepsi HUT ke-29 AJI di Morrissey Hotel, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin malam (7/8)/RMOL
Malam resepsi HUT ke-29 AJI di Morrissey Hotel, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin malam (7/8)/RMOL

Teror terhadap jurnalis mengalami peningkatan di tahun politik. Teror ini bukan hanya berupa ancaman namun juga mengarahkan ke kekerasan fisik.


Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Sasmito Madrim, menegaskan fenomena kekerasan terhadap wartawan menjadi fokus AJI selama ini.

Kendati begitu, Sasmito menyatakan AJI tetap optimis dengan kolaborasi bersama komunitas pers lainnya, kekerasan terhadap wartawan dapat dihentikan.

"Peluang kita membawa pers kita lebih baik itu masih sangat besar sekali," katanya saat memberi sambutan dalam acara malam resepsi HUT ke-29 AJI di Morrissey Hotel, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin malam (7/8).

Selain mendapat ancaman, tantangan jurnalis menjelang 2024 akan semakin berat. Mulai dari maraknya disinformasi hingga polarisasi akibat pilpres.

"Meski begitu, Jurnalisme akan selalu menemui jalannya untuk melayani publik. Bukan melayani oligarki bukan melayani penguasa," demikian Sasmito Madrim dimuat Kantor Berita Politik RMOL.