Dinilai Injak-injak Simbol Negara, Masyakarat Mojokerto Tolak Aktifitas Rocky Gerung

Demo tolak Rocky Gerung
Demo tolak Rocky Gerung

Berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Mojokerto (AMM) melakukan aksi unjuk rasa di depan pendopo Kabupaten Mojokerto. 


Massa yang berjumlah lebih dari 500 orang tersebut menyampaikan beragam tuntutan, di antaranya menginginkan agar Rocky Gerung diadili atas perbuatannya yang menghina Jokowi.

"Kami juga menolak atau memboikot seluruh aktivitas politik Roky Gerung di Mojokerto. Maka dari itu, Forkopimda Mojokerto harus mendukung  penegakan hukum terhadap Roky Gerung," kata korlap aksi, Toha Mahsun.

Toha mengatakan, kedatangan Rocky Gerung dari kampus ke kampus, dimungkinkan ada kepentingan atau misi sendiri. 

Sebagai elemen masyarakat, Toha menilai  apa yang dilakukan Rocky Gerung dengan menghina Presiden Jokowi dengan sebutan "Bajingan Tolol",  sama halnya menginjak-injak simbol negara.

"President Jokowi bukan hanya sekedar Jokowi ansih semata tapi Ada hal yang melekat dalam dirinya yaitu sebagai simbol negara. Apa yang dilakukan Roky Gerung tidak hanya sekali ini saja, tapi punya rentetan sejarah yang panjang," sambungnya.

Toha menilai, orang semacam Roky Gerung tidak mungkin punya rasa nasinolisme karena sifat individu yang liar.

Kritik yang dilakukan Roky Gerung, dianggap sangat destruktif dan merusak tatanan dalam berbangsa dan bernegara. 

"Ucapan Roky Gerung sangat gamblang dan jelas menginjak-injak martabat President

tidak ada kata-kata mengkritik. Menurut saya apa yang dilakukan oleh Roky Gerung,

hanya propaganda hitam yang mirip dengan gerakan teror jaman dulu. Makanya, dia harus diadili. Pilihannya, negara yang mengadili atau kami rakyat yang membuat pengadilan sendri," tutupnya. 

Sementara aksi unjuk rasa yang berlangsung selama satu jam tersebut, berjalan dengan damai, dan tidak terjadi gesekan. Elemen yang hadir di antara Pemuda Garuda Bersatu, Federasi Persatuan Pergerakan Buruh Indonesia, Perkumpulan Anti Diskriminasi Indonesia, Front Nasional Buruh, Buruh Indonesia Independent dan Independen Sapu Jagad.