Kirun dan Perubahan


MAESTRO seni ludruk Haji Muhammad Syakirun hadir di Hotel Majapahit, Kamis, 23 November 2023. Kehadirannya bukan untuk menghibur hadirin yang mendeklarasikan Tim Provinsi AMIN Jawa Timur, melainkan pria yang akrab disapa Abah Kirun itu justru menjadi bagian dari tim tersebut.

Ada Kirun, ada tawa. Suasana cair, obrolan mengalir. Tak ada sekat. Kirun piawai cum tangkas menjawab pertanyaan. Menghibur sekaligus mencerahkan. Gaya bercandanya khas Jawa Timur, ceplas ceplos. Guyon maton. Siapapun yang menyapanya, ia selalu membalas akrab. Itulah Kirun, budayawan kita.

Lebih dari dua dekade, Kirun bersama para sohibnya menghibur rakyat. Setiap topik pentas ludruk yang dibawakan Kirun cs berasal dari kehidupan sehari-hari. Mereka bicara pernak-pernik kehidupan domestik. Obrolan panggung mereka menegaskan keseharian warga. Ada kisah ceria, begitupula cerita duka. Semua dikemas penuh humor.

Di tengah masyarakat yang terus berubah, Kirun mampu bersinergi. Ia tak cuma tampil di panggung luring, tapi juga panggung daring. Jika panggung luring dibatasi oleh jumlah hadirin, tapi di panggung daring Kirun menjangkau siapa saja di tanah air. Warga Jawa Timur di luar pulau, termasuk di luar negeri, bisa terobati kerinduannya saat menyaksikan Kirun dan para sohibnya tampil di panggung secara daring.

Adaptasi Kirun pada perubahan situasi secara alamiah patut menjadi contoh. Bahwa perubahan memang sunatullah. Tak terjebak ke dalam zona nyaman status quo. Dan daya adaptif mengharuskannya untuk peka terhadap keseharian warga masyarakat. Mempertahankan hal yang sudah baik dan mengambil hal yang lebih baik lagi. Protes dan kritik menjadi bagian penting di atas panggung.

Dan panggung ludruk menjadi bukti nyata tesis Guy Debord, filsuf Prancis, bahwa tontonan bukanlah kumpulan imaji, melainkan relasi sosial antar manusia yang dimediasi oleh imaji. Ludruk menjadi saluran wahana kontra-hegemoni saat imaji masyarakat muak pada ulah nyata rezim ugal-ugalan. Perilaku politik dinasti begitu menjijikkan. Aturan hukum dibuat mainan. Etika publik disepelekan. Fatsun politik direndahkan. Ironinya, masih ada yang membela dengan kebebalan.

Maka, kesadaran publik pada pentingnya perubahan bisa tersebar lewat sarana hiburan. Meski perubahan itu sendiri tetap butuh keseriusan. Dan mengubah situasi menjadi lebih baik melalui kiprah Kirun menjadi keniscayaan.

Peneliti di Surabaya