Motif Pembunuhan Ibu Kandung di Jember, Sang Anak Tidak Direstui Hubungannya Dengan Duda

Polres Jember saat menunjukkan 3 tersangka kepada wartawan/Ist
Polres Jember saat menunjukkan 3 tersangka kepada wartawan/Ist

Pasca tertangkapnya tiga pembunuh berencana Hasiya (60), warga Desa Kencong Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, penyidik Satreskrim Polres Jember, terus mendalami penyidikan kasus tersebut. Pasalnya pembunuhan tersebut dilakukan secara sadis, yang melibatkan putri kandungnya sendiri. Bahkan mayat korban dibuang di pinggir DAM irigasi Desa Penitik  Kecamatan Jombang, Selasa (13/11) lalu. 


Peristiwa pembunuhan sadis itu sempat menggemparkan warga di dua Kkcamatan ykni Kecamatan Jombang dan Kencong.

Dari hasil penyelidikan, polisi berhasil mengungkap dan menangkap tiga orang yakni SA (50) pria warga Dusun Jombang  Desa Yosowilangun Lor, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang dan AW (53) warga JI. Balongrawe Baru, Desa Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, serta SN (40) warga Desa Kencong, Kecamatan Kencong, putri kandung korban.  

Dari penangkapan tersebut, polisi terus mengumpulkan alat bukti serta mendalami motif pembunuhan sadis dengan menggorok leher korban tersebut. 

Patut disayangkan, peristiwa pembunuhan berencana juga dilakukan oleh putri kandung korban berinisial SN. Polisi menyimpulkan peristiwa pembunuhan terjadi karena asmara SN dan SA.

"SN dan SA sudah menjalani hubungan asmara namun hubungannya tidak direstui oleh ibu kandungnya atau korban," ucap Kapolres Jember, AKBP Mohammad Nurhidayat, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (14/12) lalu.

Karena merasa tidak mendapat restu dari ibunya, lanjut Kapolres Nurhidayat, SA dan SN sakit hati.  Akibatnya hubungan antara SA dan SN kurang harmonis. Mereka seringkali terjadi pertengkaran.  Karena ibunya sering marah dan tidak mendukung hubungan dengan SA pacarnya.

Saat penyelidikan awal, SN saat dimintai keterangan selalu berbelit-belit dan membantah tidak terlibat dalam pembunuhan tersebut.  Namun dia akhirnya mengakui perbuatannya setelah dikonfrontir dengan pelaku utamanya. 

"SN merasa kesal dan tertekan atas ketidaksetujuan ibunya terhadap hubungannya dengan SA dan kerap kali marah terhadap SN dan SA," katanya.

Selain itu, motif dari pembunuhan itu, sang pacar (SA) juga mengincar harta dari calon mertuanya ini. Sebab, korban baru beberapa bulan pulang kerja sebagai ART dari  Surabaya. 

Sedang motif tersangka AW dalam aksi tersebut, untuk mendapatkan upah, karena mendapat iming iming upah dari SA.

"Karena itu SA merencanakan membunuh korban. Rencana itu disampaikan ke NH dan keduanya sepakat. Otak pelaku pembunuhan, adalah SA," terangnya.

Hal ini dilakukan karena korban dianggap penghalang hubungannya cinta duda dan janda, yang tengah kasmaran ini. 

Untuk melancarkan aksinya, SA menghubungi AW untuk meminta bantuan dalam rencana tersebut. Kepada AW, SA menyatakan, jika ingin menghabisi nyawa korban, dan AW menyanggupinya untuk membantu.

Ketiganya pun menyusun rencana bersama. Diawali AW menjemput korban di rumahnya untuk diajak jalan-jalan. Tersangka SA dan NH secara diam-diam membuntuti korban. 

Saat sampai di lokasi kejadian, SA kemudian mengeluarkan pisau yang dibawanya, dan mengekskusi korban. Karena korban sempat melawan, anak korban dan juga temannya membantu SA dengan cara memegangi kedua tangan korban.