Strategi Cerdas Sudirman Said Menangkan Amin

Co-Captain Timnas Amin, Sudirman Said/Net
Co-Captain Timnas Amin, Sudirman Said/Net

KEBERANIAN Co-Captain Timnas Amin, Sudirman Said berbeda pendapat dengan Wakil Ketua Umum Partai Nasdem sekaligus Pelatih Kepala Timnas Amin, Ahmad Ali, sebenarnya merupakan strategi cerdas untuk memenangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) di Pilpres 2024 

Oleh karena itu, TKN Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan TPN Ganjar Pranowo-Mahfud MD harus tetap mewaspadai situasi ini. Langkah yang tepat adalah segera memulai melakukan komunikasi politik tingkat tinggi demi kepentingan bangsa, kemajuan negara, dalam mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.

Dalam konteks ini, mantan Menteri ESDM dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla mengkritik Ahmad Ali karena menyatakan bahwa jika membangun komunikasi antara pihak Timnas Amin dengan TPN Ganjar-Mahfud maka merupakan hal "t****". Pernyataan ini kemudian menimbulkan respons penentangan dari Sudirman Said.

Sudirman Said berpendapat bahwa membangun komunikasi dengan kompetitor merupakan langkah penting sebagai bentuk kematangan dan kecerdasan dalam dunia politik. Ia mengaku heran dengan Ahmad Ali yang seringkali menyampaikan pernyataan provokatif, sehingga menimbulkan gesekan di dalam Timnas Amin.

Dari pernyataan Sudirman Said tersebut, kecerdasannya terlihat jelas. Ia memahami bahwa untuk memenangkan Amin, dukungan dari berbagai pihak diperlukan, termasuk membangun komunikasi dengan lawan politik.

Sudirman Said dengan perhitungan matang, menyadari bahwa Pilpres 2024 kemungkinan akan berlangsung dalam dua putaran. Ia melihat bahwa Amin memiliki peluang masuk ke putaran kedua.

Dalam perhitungan politik Sudirman Said, ia boleh jadi mengidentifikasi bahwa strategi paling logis untuk memastikan kemenangan Amin di putaran kedua adalah mendapatkan dukungan dari calon presiden yang kalah di putaran pertama.

Contoh kondisi serupa telah terjadi pada Anies Baswedan saat memenangkan Pilkada Jakarta 2017, di mana ia mendapat dukungan dari kompetitor yang kalah pada putaran pertama.

Berdasarkan pertimbangan ini, kemungkinan Sudirman Said menyimpulkan bahwa membangun komunikasi dengan kompetitor merupakan langkah penting. Dengan membentuk komunikasi politik sejak dini dengan lawan politik, Sudirman Said mungkin berharap dukungan yang diinginkan dapat tercapai dengan lebih mudah.

Dengan strategi politik tingkat tinggi Sudirman Said ini, harapan kemenangan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada putaran kedua pilpres kemungkinan dapat terwujud.

Oleh karena itu, baik TKN Prabowo-Gibran maupun TPN Ganjar-Mahfud sebaiknya tidak lengah menghadapi langkah politik dari Sudirman Said. Kedua kubu tersebut juga perlu menjalankan strategi komunikasi politik tingkat tinggi sejak dini untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi.

Penulis adalah Ketua Himpunan Masyarakat Nusantara (Hasrat)