- Rizal Ramli Memang Ancaman bagi Rezim Jokowi
- UAS: Rizal Ramli Berani Ungkap Kebenaran Walau Pahit
- Rizal Ramli Pergi di Tengah Pahitnya Kehidupan Ekonomi dan Politik
SANG Rajawali itu sudah tidak lagi ngepret. Kini, ia sudah terbang melintasi langit biru, dan tak akan kembali lagi. Meski demikian, banyak sekali legacy yang ditinggalkan untuk kemajuan Indonesia.
Ya, Rajawali itu bernama Rizal Ramli. Ajian jurus ngepret sebenarnya sudah lama digunakan pria yang karib disapa Bang RR itu. Kala masih menjadi mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB), kepretan itu ditujukan ke rezim otoriter Soeharto, manakala hati Bang RR gusar melihat 8 juta anak Indonesia putus sekolah akibat biaya pendidikan yang begitu tinggi.
Rizal Ramli bersama rekan-rekannya bersepakat membuat Gerakan Anti Kebodohan (GAK) untuk menyiapkan sederet upaya memperjuangkan hak 8 juta anak Indonesia yang tak bisa mengenyam pendidikan.
Perjuangan Rizal Ramli dan rekan-rekannya membuahkan hasil yang positif. Pemerintah Soeharto pun akhirnya luluh dan mengeluarkan kebijakan berupa Undang Undang Wajib Belajar 6 Tahun, sehingga 8 juta anak yang tidak bisa mendapatkan pendidikan dasar bisa meraih masa depan yang cerah.
Kepretan itu adalah salah satu contoh bahwa Bang RR bisa mengubah sesuatu, meskipun berada di luar sistem pemerintahan.
Meski perjuangan GAK diakomodir Presiden Soeharto, hal itu tetap tidak membuat Bang RR bergeming. Kritikannya terhadap penguasa Orde Baru yang anti-demokrasi tetap dilontarkannya, hingga pada akhirnya di tahun 1978, Bang RR harus menerima konsekuensi untuk mendekam di dalam jeruji besi selama enam bulan di penjara militer Bandung dan satu tahun di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.
Usai bebas dari penjara, Bang RR melanjutkan studi ke Boston University, Amerika Serikat. Di sana ia menamatkan studi hingga tingkat doktoral dan lulus pada 1990. Setahun kemudian, ia kembali ke Tanah Air.
Sepulang dari Negeri Paman Sam, Bang RR dan rekan-rekan ekonom lainnya mendirikan ECONIT Advisory Group, sebuah lembaga think-tank ekonomi independen. Bang RR bersama rekan-rekannya kerap mengkritik kebijakan ekonomi rezim Orde Baru.
Tak hanya kritikan, Bang RR juga sering mengeluarkan forecast. Misal, Bang RR pernah memprediksi bakal terjadi krisis ekonomi pada 1997, karena tren makro ekonomi yang buruk. Prediksinya terbukti, Asia dan Indonesia memasuki krisis pada 1997-1998, dan membuat Soeharto terpaksa harus turun tahta.
Keahlian Bang RR dalam membuat kajian ekonomi membuat Presiden BJ Habibie begitu kesemsem. Presiden RI ke-3 itu sempat menawarkan Bang RR menjadi menteri. Namun, tawaran itu ditolaknya, karena Bang RR menganggap Habibie masih bagian dari Orde Baru.
Tawaran menjadi Menteri datang lagi padanya saat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur jadi presiden. Bang RR pun menerima tawaran itu. Di era pemerintahan Gus Dur, Bang RR menempati posisi strategis sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog), Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan. Ketiga posisi yang diembannya itu menorehkan legacy yang tercatat dalam sejarah.
Di dalam pemerintahan-pun karakter Bang RR tetap tidak berubah. Keberpihakannya terhadap rakyat kecil dan keinginannya untuk membuat Indonesia maju masih konsisten.
Saat menjadi Kabulog, Bang RR sukses membuat Indonesia kelimpahan cadangan beras dan stabilitas harga terjaga dengan baik.
Bang RR juga tercatat sebagai Kabulog yang tegas dan kejam terhadap "tikus-tikus" yang selama ini menggerogoti Bulog. Buktinya, ia melakukan rotasi pejabat Bulog dengan menukar posisi pejabat yang sebelumnya berdinas di 'tempat basah' dipindahkan ke wilayah yang dianggap 'kering' dan sebaliknya.
Begitu juga saat Bang RR menjabat sebagai Menko Perekonomian pada Agustus 2000, ia berhasil mencanangkan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Beberapa poin dalam 10 program itu antara lain: memacu peningkatan ekspor, menjalankan privatisasi bernilai tambah, desentralisasi ekonomi, mengoptimalkan pemanfaatan sumber data alam, percepatan restrukturasi perbankan, dan lain-lain.
Bang RR juga menghapus cross-ownership dan cross-management antara PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk, tujuannya untuk meningkatkan kompetisi dan mendorong kedua operator telekomunikasi ini untuk menjadi full service operator.
Bang RR memiliki peran penting dalam penyelamatan PT PLN dari kebangkrutan tanpa suntikan dana, namun lewat revaluasi aset. Berkat strategi ini, modal PLN yang tadinya minus Rp9 triliun saat itu, menjadi surplus Rp119,4 triliun.
Prestasi lain yang pernah dicatat sejarah adalah meningkatkan pertumbuhan perekonomian selama masa pemerintahan Gus Dur. Meskipun hanya setahun saja menjadi menteri di Kabinet Persatuan Nasional, Bang RR mampu meningkatkan perekonomian Indonesia tumbuh dari -3% menjadi hampir 6,5%. Selain itu, utang luar negeri juga berkurang.
Sayangnya, masa tugasnya di pemerintahan terhenti, lantaran Gus Dur terpaksa lengser pada 2001 akibat manuver politik poros tengah yang dipimpin Amien Rais.
Walau tak lagi menjadi menteri usai pemerintahan Gus Dur, dunia internasional justru meminta Bang RR membantu menyusun strategi dalam meningkatkan perekonomian negara-negara miskin. Bang RR tercatat pernah menjadi menjadi anggota tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berkolaborasi dengan tokoh ekonomi dari berbagai negara.
Kemudian, Bang RR pun sempat mendapat tawaran untuk menjabat seagai Sekretaris Jenderal Economic & Social Commission of Asia and Pacific (ESCAP) dari PBB pada November 2013. Namun, Bang RR menolak tawaran itu, dan memilih untuk fokus pada pengabdian kepada Indonesia.
Pertengahan tahun 2015, Presiden Joko Widodo menunjuk Bang RR sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, menjadikannya kali ketiga menduduki posisi menteri.
Meski sudah berada di kabinet, Rizal tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dianggapnya tidak sesuai dengan pandangannya.
Bang RR pernah menentang proyek pembangunan reklamasi Pulau G di Jakarta bagian utara. Sikapnya yang tidak mengenal kompromi itu membuatnya terkena gelombang reshuffle.
Setelah mengakhiri keterlibatannya di pemerintahan, Bang RR tak pernah berhenti mengungkapkan keprihatinannya terhadap kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat.
Bahkan, tak jarang juga Bang RR turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi rakyat terkait berbagai isu, termasuk urusan buruh, kebijakan omnibuslaw, presidential threshold yang telah merusak demorasi, dan masalah lainnya.
Hingga menjelang wafat, Bang RR masih sempat menuangkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan.
Dua bulan sebelum tutup usia, Bang RR mempublikasikan tulisannya berjudul "Indonesia's Dramatic Turn Toward Semi-Authoritarianism and Dynastic Politics" di situs thediplomat.com pada 7 November 2023.
Dalam tulisannya, Bang RR menyebut Indonesia sedang menuju sistem negara semi-otoritarianisme dan dinasti politik. Kemerosotan demokrasi itu, menurut Bang RR terjadi karena langkah Presiden Joko Widodo memaksakan anaknya, Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dengan cara yang inkonstitusional.
Bang RR menulis upaya penguasa untuk membentuk dinasti politik paling sering terjadi di negara-negara otoriter seperti Korea Utara. Pemimpin yang akan habis masa jabatannya sebisa mungkin meneruskan kekuasaan itu kepada keluarganya.
Kini, Rajawali itu harus beristirahat dalam kedamaian di Surga yang telah disediakan Allah SWT. Kepretannya dalam melawan kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada rakyat tak akan bisa kita lihat lagi.
Walau demikian, saya meyakini asa Bang RR agar Indonesia bisa menjadi negara demokratis, rakyatnya makmur dan sejahtera, tak ada lagi KKN, dan hukum dapat ditegakkan tak akan pernah pupus.
Penulis adalah mantan Ketua Umum Poros Wartawan Jakarta (PWJ)
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Rizal Ramli Memang Ancaman bagi Rezim Jokowi
- UAS: Rizal Ramli Berani Ungkap Kebenaran Walau Pahit
- Rizal Ramli Pergi di Tengah Pahitnya Kehidupan Ekonomi dan Politik