Anies Sindir Prabowo: Utang Jangan untuk Beli Alutsista Bekas

Capres nomor urut 1, Anies Baswedan merespons pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto/Repro
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan merespons pernyataan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto/Repro

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menyatakan bahwa utang jangan digunakan untuk kegiatan yang nonproduktif, salah satunya membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).


Hal itu merupakan penegasan Anies setelah mendengar jawaban capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang juga Menteri Pertahanan (Menhan) atas pertanyaan terkait dengan utang luar negeri dalam subtema politik luar negeri.

Awalnya, Anies meminta Prabowo untuk menyebutkan prosentase yang ideal untuk Indonesia terkait utang luar negeri terhadap Gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto.

"Sebaiknya disebutkan berapa prosentase yang ideal pak, untuk kita di Indonesia. Kalau hanya mengatakan kita termasuk yang terbaik, berapa angkanya?" tanya Anies dalam acara debat Capres-cawapres ketiga yang diselenggarakan KPU RI di Istora Senayan, Jakarta, Minggu malam (7/1).

Menurut Anies, Indonesia harus mencapai maksimal angka 30 persen dari GDP. Agar tercapai, kata Anies, maka harus dilakukan penataan utang, dan membesarkan GDP.

"Yang tidak kalah penting adalah, melakukan pengembangan dengan skema-skema yang kreatif dalam mencari utang luar negeri. Termasuk pelibatan swasta," terang Anies.

Selanjutnya kata Anies, harus dipastikan ada perluasan wajib pajak untuk memperkuat GDP, di samping mengurangi kebocoran pajak, dan utang-utang yang digunakan untuk aktivitas produktif.

"Jangan utang itu digunakan untuk kegiatan yang nonproduktif, misalnya utang dipakai untuk membeli alutsista bekas oleh Kementerian Pertahanan, itu bukan sesuatu yang tepat, justru kita harus sebaliknya kita kerjakan," pungkas Anies.