Pasca Rehab Telan Rp2,5 M, Pedagang di Pasar Kawak Kota Madiun Keluhkan Tak Tersedia Saluran Air

Salah seorang pedagang daging di Pasar Kawak Kota Madiun/RMOLJatim
Salah seorang pedagang daging di Pasar Kawak Kota Madiun/RMOLJatim

Para pedagang di pasar Kawak Kota Madiun mengeluhkan ketidaknyamanannya berdagang. Keluhan ini berasal dari pedagang di los daging dan ikan.


Mereka mengeluhkan tidak adanya saluran pembuangan air. Saluran pembuangan air ini diperlukan karena digunakan pedagang untuk keperluan mencuci dagangan mereka. 

"Kami merasa kesulitan karena tidak ada saluran air. Kami hanya bisa membilas daging dengan air di dalam ember, dan ini tidak higienis." kata pedagang daging, Yeni Purwaningsih kepada Kantor Berita RMOLJatim, Senin (15/1). 

Meski baru direhab dan diresmikan pada 30 Desember 2023 lalu, para pedagang merasa kecewa, karena pembangunan rehab tersebut tidak ada saluran khusus yang disediakan untuk membuang air hasil cucian daging maupun ikan. 

Sebagai gantinya, mereka terpaksa menggunakan ember, sehingga jalanan yang dilalui pembeli jadi becek dan tergenang sehingga menimbulkan dampak ketidaknyamanan pedagang maupun pembeli. 

Mereka mengaku sudah mengadukan kondisi kurang higienis akibat ketiadaan saluran air untuk pembuangan kepada instansi terkait. Mereka berinisiatif untuk membangun saluran pembuangan air secara mandiri. Namun tidak diperbolehkan, harus menunggu enam bulan dulu.

Keputusan ini menimbulkan kekecewaan di kalangan pedagang dan pembeli yang berharap masalah ini dapat segera diatasi.

"Kami sudah menyampaikan keluhan kami, tapi jawabannya saluran pembuangan baru akan dibuat setelah enam bulan. Ini membuat kami kesulitan menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan di sekitar tempat berjualan kami," ujar Yeni yang sudah berdagang daging ayam di pasar Kawak sejak 2000. 

Hal senada juga disampaikan pedagang ikan seafood yang mengeluhkan bau tak sedap akibat air cucian yang tidak dapat dialirkan.

Situasi ini menciptakan lingkungan yang kurang bersih dan tidak nyaman, memberikan dampak negatif terhadap pengalaman berbelanja di Pasar Kawak.

Beberapa pembeli menyatakan keprihatinan mereka terkait masalah kebersihan ini dan mempertanyakan standar keamanan pangan yang dijalankan di pasar tersebut.

"Kalau kebersihan pasarnya oke lah daripada yang lama, lebih baik dari sebelumnya. Tapi kalau soal mencuci daging dulu itu kan pakai kran langsung, jadi lebih bersih. Kalau sekarang kayak gini cuma dicelup-celupin aja ya kurang bersih, kurang higienis," kata Rani Suryani, seorang pengunjung saat membeli seafood di Pasar Kawak. 

Selain masalah sanitasi dan drainase, kondisi pasar yang semakin gerah juga menjadi keluhan utama para pedagang. Pasca direhab, beberapa area di pasar terasa sempit dan kurang ventilasi udara, menciptakan suasana yang kurang nyaman bagi pengunjung.

Para pedagang berharap pihak terkait segera mengatasi masalah ini untuk kenyamanan pedagang dan pembeli. 

Sekedar diketahui, untuk rehab Pasar Kawak, Pemkot Madiun menganggarkan dana sekitar Rp2,5 Miliar bersumber dari APBD tahun 2023. Dengan renovasi itu diharapkan aktivitas jual beli di pasar tradisional lebih ramai sehingga roda perekonomian meningkat signifikan.