Keluarnya Maruarar Sirait Dari PDIP Bukti Menjadi Loyalis Jokowi Lebih Menguntungkan?

Maruarar Sirait memutuskan untuk tak lagi berada di bawah naungan PDI Perjuangan/RMOL 
Maruarar Sirait memutuskan untuk tak lagi berada di bawah naungan PDI Perjuangan/RMOL 

Maruarar Sirait meninggalkan PDI Perjuangan mengejutkan banyak pihak. Apalagi putusannya diambil  jelang pencoblosan Pileg dan Pilpres 2024 yang tinggal sebulan lagi. 


Muncul anggapan bahwa kepergian Ara, sapaan akrabnya, bahwa kader partai moncong putih banteng lebih loyal ke Presiden Joko Widodo. 

Menurut Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, sikap Maruarar keluar dari PDIP menjadi salah satu bukti perpindahan loyalis PDIP kepada Jokowi memang nyata.

"Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP semakin membenarkan tesis bahwa loyalis Jokowi, baik yang tidak terafiliasi maupun terafiliasi dengan PDIP atau koalisi, lambat laun akan bermigrasi kepada sikap, langkah, dan preferensi politik Jokowi di Pilpres 2024," ujar Subiran melansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (16/1).

Magister komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta itu berpendapat, sikap politik Jokowi yang diperkirakan lebih kuat ke pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dianggap lebih menguntungkan untuk karier politiknya ke depan.

"Loyalis Jokowi itu juga banyak dari tokoh PDIP sendiri, yang perlahan tapi pasti memilih bermigrasi kepada preferensi politik Jokowi yang cenderung kepada Prabowo-Gibran," paparnya.

"Ini lebih menguntungkan bagi Maruarar alias Bang Ara, yang keluar (dari PDIP) dengan alasan memilih mengikuti langkah politik Jokowi yang didukung rakyat," tutup sosok yang kerap disapa Biran itu.