Capres Terpilih Harus Tancap Gas  Angkat Satu Juta Guru Honorer

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Keluarga Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banjarnegara, Selasa (23/1)/Ist
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Keluarga Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banjarnegara, Selasa (23/1)/Ist

Para kontestan capres-cawapres apabila nanti memenangkan Pilpres 2024, harus langsung tancap gas dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Sekaligus mempercepat proses pengangkatan status 1 juta lebih guru honorer menjadi Guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). 


Keberpihakan pada status dan kesejahteraan guru merupakan salah satu elemen penting dalam peningkatan kualitas pendidikan. Sangat naif jika menuntut tingginya kualitas pendidikan, namun di sisi lain status dan kesejahteraan guru tidak diperhatikan.

"Mengingat hingga saat ini masih ada daerah yang tunjangan penghasilan gurunya lebih rendah dari petugas kebersihan. Padahal, profesi guru sangat mulia, sebagai pendidik yang mencerdaskan anak bangsa dalam mempersiapkan masa depan bangsa yang gemilang," kata Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Keluarga Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Banjarnegara, Selasa (23/1).

Bamsoet mengatakan, besarnya jiwa pengabdian dan pengorbanan guru, ibarat lilin di tengah kegelapan yang demi memberikan jalan terang bagi anak didik yang dikasihinya.

"Ia merelakan dirinya meleleh dan luluh lantak, hingga habis terbakar oleh panasnya api pengorbanan," ujar Bamsoet sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Bamsoet mengatakan, sesuai amanat konstitusi, anggaran pendidikan dalam APBN sudah dialokasikan sebesar 20 persen. Dalam APBN 2024, jumlahnya mencapai sekitar Rp 660,8 triliun.

Namun langkah tersebut tidak serta merta dapat mendongkrak kualitas pendidikan di Tanah Air. Sehingga perlu ada evaluasi dan pembenahan dalam distribusi anggaran pendidikan, agar benar-benar tepat sasaran dan dapat menjawab persoalan-persoalan mendasar yang masih menjadi pekerjaan rumah dalam dunia pendidikan.