Wabendum Timnas Amin Rajiv Hari Ini Penuhi Panggilan KPK

Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Timnas Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Amin, Rajiv/RMOL
Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Timnas Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Amin, Rajiv/RMOL

Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Jawa Barat, Rajiv akhirnya memenuhi penjadwalan ulang panggilan tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi berupa pemerasan terhadap pegawai Kementerian Pertanian (Kementan).


Pantauan Kantor Berita Politik RMOL, Rajiv tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan pada pukul 09.38 WIB, Selasa (30/1).

"Saya hadir diundang, reschedule kemarin Jumat kan karena ada halangan, hari ini saya hadir," kata Rajiv kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Selasa pagi (30/1).

Wakil Bendahara Umum (Wabendum) Timnas Capres-Cawapres Nomor Urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Amin ini membantah jika dirinya disebut mangkir pada panggilan Jumat kemarin (26/1). Rajiv menyebut bahwa dirinya ada halangan, sehingga mengkonfirmasi untuk jadwal ulang pada hari ini.

"Kalau mangkir tuh nggak datang, kalau ini kan reschedule, kan Pak Ali Fikri bilangnya reschedule kan, bukan mangkir kan. Iya, ada kerabat (meninggal dunia). Saya masuk dulu ya," pungkas Rajiv.

Pada Rabu 11 Oktober 2023 dan Jumat 13 Oktober 2023, KPK telah menahan tiga tersangka, yakni Kasdi Subagyono (KS) selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan, SYL selaku Mentan periode 2019-2023, serta Muhammad Hatta (MH) selaku Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan.

Khusus untuk SYL, KPK juga menjeratnya dengan sangkaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Dari sidang praperadilan yang diajukan SYL, KPK membeberkan sumber penerimaan uang gratifikasi sekitar Rp13,9 miliar dari para ASN di Kementan dengan ancaman akan dimutasi dari jabatannya jika tidak memberikan setoran uang sekitar 4 ribu dolar AS hingga 10 ribu dolar AS setiap bulannya.

Uang itu berasal dari Biro Umum Sekjen sebesar Rp6,8 miliar, Badan Karantina Pertanian sebesar Rp5,7 miliar, Direktorat Jenderal Pertenakan dan Kesehatan Hewan sebesar Rp1,4 miliar.rmol news logo article