Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Bikin Banyuwangi Meraih Adipura

 Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat penyerahan Piala Adipura ke Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banyuwangi, Dwi Yanto/Humas Pemkab Bwi
Wakil Menteri LHK Alue Dohong saat penyerahan Piala Adipura ke Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banyuwangi, Dwi Yanto/Humas Pemkab Bwi

Upaya Pemkab Banyuwangi melakukan pengelolaan sampah berbuah Piala Adipura. Di lapangan, masyarakat juga dilibatkan dalam pengelolaan TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah reduce, reuse, recycle), sehingga meraih Plakat Adipura.


Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) itu diserahkan dalam Penganugerahan Adipura, Selasa (5/3/2024) di Jakarta.

“Alhamdulillah, Banyuwangi kembali raih Piala Adipura, lambang kebersihan kota dan lingkungan hidup. Ini tentunya kebanggaan bagi semua warga Banyuwangi yang terus berupaya menjadikan daerahnya bersih dan nyaman. Ini adalah kerja gotong royong seluruh warga,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (6/2).

Terakhir Banyuwangi meraih Piala Adipura pada tahun 2017. Dan di tahun ini kembali menyabet Piala serta Plakat Adipura.

“Bukan berarti sekian tahun absen Adipura, kita tidak melakukan upaya apapun. Namun, kami terus menjaga kebersihan daerah dan meningkatkan pengelolaan persampahan. Tidak hanya mengandalkan TPA, tapi kami terus mendorong pengelolaan sampah secara sirkular lewat TPS 3R. Karena kami ingin penanganan sampah dilakukan dari hulu ke hilir,” ucap Ipuk.

Sejumlah program terkait persampahan terus dilakukan, mulai bank sampah,  pembangunan TPS 3R  hingga berbagai inovasi penanganan sampah yang melibatkan swasta maupun masyarakat. Pemkab sendiri telah menjadikan penanganan sampah sebagai prioritas program pembangunan, sehingga penanganannya cukup komprehensif, dari hulu ke hilir.

“Kami membuat regulasi persampahan, mulai peraturan daerah, peraturan bupati, hingga Surat Edaran tentang pengelolaan dan pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terangnya.

“Kami juga didukung aktif warga pegiat persampahan. Seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia yang aktif mengelola sampah dengan memilah dan mendaur ulang sampah hingga menghasilkan maggot untuk mendegradasi sampah organik,” imbuh Ipuk.

Selain itu Pemkab juga getol kampanye perubahan perilaku kepada masyarakat  dan membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan.

“Kami juga aktif berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk menangani sampah, salah satunya Banyuwangi mendapat dukungan dari Pemerintah Norwegia dalam pembangunan TPS 3R (Desa) Tembokrejo dan di (Desa) Balak,” lanjut Ipuk.

Saat ini Banyuwangi telah membangun dan mengoperasikan 19 TPS 3R di sejumlah kecamatan. Di antaranya TPS 3R Balak, memiliki kapasitas pengolahan mencapai 84 ton perhari dengan sasaran 55.491 rumah tangga. Sementara TPS 3R di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar setiap bulannya, rerata sampah yang dikelola 12-25 ton/hari dengan menyisakan residu ke TPA hanya 2 ton/hari.

Banyuwangi juga telah bekerjasama dengan NGO Sungai Watch yang berfokus pada penanganan sampah di sungai dan laut dengan memasang jaring penghalang. "Kami juga didukung Norwegia yang segera membangun pabrik pengolahan sampah plastik low value," ujarnya.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dwi Handayani menjelaskan penghargaan Adipura ini tidak hanya dinilai dari kota bersih dan indah saja, tetapi juga mengukur keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah mulai dari rumah/sumber sampai ke TPS 3R.

“Dasar penilaian Adipura tahun ini salah satunya adalah pengurangan sampah secara determinan (less TPA). Tim melakukan verifikasi lapangan terhadap sarana dan prasarana pengelolaan sampah dari hulu ke hilir,” kata dia.

Berbagai upaya sinergis yang dilakukan pemkab, warga dan berbagai pihak lainnya, di tahun 2023 Kabupaten Banyuwangi berhasil melakukan pengurangan sampah sebesar 92,260.89 ton/tahun atau sekitar 30,22 persen; dan penanganan sampahnya sebanyak 82,891.65 ton/tahun atau sekitar 27.15 persen.(adv)