Tiap memasuki bulan Ramadan hingga menjelang lebaran, salah satu jajanan lawas khas Tuban, Dumbek mengalami lonjakan pemesanan berlipat dari hari biasa.
- Arum Sabil Desak Menteri Nadiem Cabut Kebijakan Tak Wajibkan Ekskul Pramuka
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
Jajanan yang konon sudah ada sejak era para Wali tersebut, tak hanya diminati oleh warga Tuban saja, tapi juga sering dicari warga luar kota sebagai oleh-oleh usai melintas atau bepergian ke Tuban.
Paduan rasa manis dan gurih hasil olahan dari Tepung beras, gula merah dan santan kelapa, menjadikan Dumbek cocok dinikmati sebagai sajian berbuka puasa atau suguhan saat lebaran.
Ditambah dengan kemasan khasnya yang terbuat dari lilitan daun siwalan dengan bentuk mengerucut seperti terompet menempatkan Dumbek layak dibawa sebagai buah tangan untuk keluarga maupun relasi.
Seperti yang dituturkan salah satu pengusaha rumahan pembuat Dumbek asal Desa Kesamben, Kecamatan Plumpang, Tuban, Miftahurrohmah yang mengaku jika tiap memasuki bulan puasa, penjualan Dumbek buatannya melonjak tajam.
Bahkan saat mendekati hari raya, urainya, Dumbek yang ia olah dengan resep turun temurun keluarga itu bisa terjual hingga dua ribu buah atau 10 kali lipat dari hari biasa yang hanya 200 buah saja.
"Kalau mendekati hari raya permintaan Dumbek perhari bisa 10 kali lipat dari hari biasa," terangnya.
Tingginya minat pembeli Dumbek barangkali juga berhubungan dengan harganya. Sebab menurut perempuan yang telah menjalani usahanya sejak tahun 1990 itu, jajanan Dumbek dari dulu termasuk kategori makanan yang harganya terjangkau oleh hampir semua kalangan pembeli.
Meski seiring waktu mengalami perubahan harga jual sebab ada penyesuaian dengan harga bahan- bahan produksi, tapi hingga kini, menurutnya harga Dumbek masih terhitung murah jika disandingkan dengan rasa jajanan, alur pembuatan serta kemasannya yang has.
"Dari dulu termasuk terjangkau. Kalau harga saat ini variatif mulai dari Rp1500 hingga Rp5000," pungkasnya. 
- Arum Sabil Desak Menteri Nadiem Cabut Kebijakan Tak Wajibkan Ekskul Pramuka
- Komitmen Wali Kota Eri terhadap Penanganan Stunting Berbuah Penghargaan dari Presiden RI di Hari Otoda 2024
- Kwarnas-Kwarda Pramuka Se-Indonesia Desak Menteri Nadiem Revisi Permendikbud No 12
