Asosiasi pelaku usaha pariwisata se-Jawa Timur berkomitmen menggerakkan kesadaran masyarakat mengenai penyaluran subsidi BBM yang tepat sasaran.
- Jawa Timur Dominasi dan Bawa Pulang Tiga Penghargaan, Gubernur Khofifah Apresiasi Pemasaran Pariwisata
- Buka Bursa Pariwisata Jatim 2023, Gubernur Khofifah Tekankan Semangat Inisiatif dan Inovasi
- Disbudpar Jatim Luncurkan Kalender Pariwisata Jawa Timur 2023
Hal itu terungkap dalam event Bursa Pariwisata Jatim yang dihadiri asosiasi pelaku usaha pariwisata dari Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI), Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo), dan Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI).
Dalam acara tersebut, asosiasi pelaku usaha pariwisata se-Jawa Timur mendandatangani komitmen untuk tidak menggunakan energi bersubsidi.
Penandatanganan dilakukan para ketua asosiasi dan disaksikan Dwi Marhen Yono selaku Direktur Pemasaran Kemenparekraf RI, Evy Afiana Sari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, dan Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi.
Direktur Bidang Pemasaran Kemenparekraf RI, Dwi Marhen Yono, mengatakan dukungannya untuk sustainable tourism (pariwisata berkelanjutan).
Diharapkan dengan komitmen ini, akan memperluas jangkauan bagaimana nanti subsidi BBM dan LPG tepat sasaran, tepat guna, dan tepat manfaat untuk mereka yang lebih membutuhkan.
“Mari kita hemat energi dan jangan menggunakan energi bersubsidi lagi untuk mendukung pariwisata Jatim berkelanjutan,” ujarnya dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (24/5).
Sementara Kadisbudpar Jatim, Evy Afianasari menyampaikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk menjaga agar pelaku industri pariwisata yang ada di Jawa Timur tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi.
”Jadi melalui surat edaran dari Bapak PJ Gubernur Jawa Timur sudah melayangkan surat yang isinya adalah surat edaran yang berisi tentang himbauan kepada seluruh pelaku industri pariwisata di Jawa Timur untuk tidak menggunakan bahan bakar bersubsidi,” katanya.
Evy melanjutkan upaya ini tidak hanya berhenti pada tataran seremonial.
“Jadi ini adalah gerakan bersama, ajakan agar ayo bersama mulai sekarang kita sudah menggunakan bahan bakar nonsubsidi, khususnya bagi industri pariwisata yang ada di Jatim,” kata Evy.
Sementara Ketua PHRI Jawa Timur dan Badan Komisi Pariwisata Jawa Timur Dwi Cahyono mengatakan sangat mendukung komitmen yang sudah dilaksanakan karena hal ini akan membantu segala pihak dan segala bidang.
Menurutnya, ini menjadi salah satu langkah untuk tidak mengambil subsidi pemerintah dari yang berhak.
”Kami tinggal mengimplementasikan kepada seluruh anggota kami, untuk bisa berpartisipasi supaya program ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Dwi.
Sementara itu Area Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi mengucapkan terima kasih atas kolaborasi bersama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
“Bertepatan dengan pembukaan Bursa Pariwisata Jawa Timur 2024 hari ini, ada upaya untuk melakukan komitmen bersama (Gentleman Agreement) kesepakatan bersama dengan seluruh pelaku industri pariwisata di wilayah provinsi Jawa Timur untuk bersama-sama mendukung gerakan tidak menggunakan energi bersubsidi,” kata Ahad.
Harapannya, dengan penggunaan energi tidak bersubsidi bagi pelaku industri pariwisata bisa membantu memberikan pemahaman, atau edukasi bagi masyarakat bahwa industri-industri dengan segmen pasar middle up, atau kelas menengah ke atas, sudah tidak lagi menggunakan energi-energi bersubsidi baik itu BBM maupun LPG.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jawa Timur Dominasi dan Bawa Pulang Tiga Penghargaan, Gubernur Khofifah Apresiasi Pemasaran Pariwisata
- Buka Bursa Pariwisata Jatim 2023, Gubernur Khofifah Tekankan Semangat Inisiatif dan Inovasi
- Disbudpar Jatim Luncurkan Kalender Pariwisata Jawa Timur 2023