Potensi cuaca ekstrem yang masih melanda Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir kembali menimbulkan bencana banjir. Kali ini, luapan Sungai Bengawan Solo telah merendam sejumlah daerah, termasuk Lamongan dan Gresik, dengan genangan air yang menggenangi permukiman, lahan pertanian, serta ruas jalan utama seperti Jalan Babat-Lamongan.
- Pemkot Surabaya Gerak Cepat Tangani Banjir Akibat Luapan Sungai Karangpilang
- 97 Hektar Sawah dan Ratusan Rumah di Gresik Terendam Banjir
- Dokter Benjamin Soroti Masalah Banjir di Sidoarjo: Perlu Langkah Konkret untuk Perbaikan Infrastruktur
Banjir yang terjadi pada sepekan terakhir ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Banyak pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, mulai angkat bicara mengenai masalah ini.
Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil XIII, Iwan Zunaih, atau yang akrab disapa Gus Iwan, menegaskan bahwa mitigasi bencana akibat meluapnya Bengawan Solo harus menjadi prioritas utama pemerintah.
Gus Iwan menilai bahwa banjir yang berulang ini bukan sekadar akibat curah hujan yang tinggi, tetapi juga disebabkan oleh lemahnya koordinasi antarwilayah dalam pengelolaan Sungai Bengawan Solo. Menurutnya, penyelesaian masalah ini tidak bisa hanya ditangani oleh satu daerah saja, melainkan membutuhkan keterlibatan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten-kabupaten yang terdampak secara langsung.
"Sungai Bengawan Solo mengalir melewati banyak wilayah, sehingga penanganannya memerlukan sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah. Koordinasi yang lebih baik sangat dibutuhkan agar perencanaan dan program penanganan banjir dapat terlaksana dengan baik. Anggaran besar dan langkah-langkah yang berkelanjutan sangat diperlukan," jelas Gus Iwan.
Gus Iwan juga menyoroti kurangnya upaya revitalisasi sungai yang bisa membantu mengurangi risiko banjir. Ia menekankan bahwa penyudetan sungai, pembangunan tanggul, dan normalisasi sungai kecil yang terhubung dengan Bengawan Solo perlu dilakukan secara masif dan berkelanjutan untuk mencegah meluapnya sungai di masa mendatang.
“Penyudetan sungai di beberapa titik memang sudah pernah dilakukan, tetapi itu tidak cukup. Program tersebut perlu diperluas dan dilakukan secara menyeluruh. Selain itu, revitalisasi sungai-sungai kecil yang sudah dangkal dan tersumbat sedimentasi juga harus segera diatasi,” tegas politisi Nasdem tersebut.
Menurutnya, dampak dari banjir yang terjadi tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga mengancam sektor pertanian dan ekonomi daerah. Banyak petani di Lamongan dan Gresik yang terancam gagal panen karena sawah mereka terendam banjir. Selain itu, banjir juga menghambat distribusi barang dan jasa akibat jalan-jalan utama yang terendam.
Sebagai langkah penanganan darurat, Gus Iwan mengusulkan pemasangan pompa air dan perbaikan tanggul untuk mengurangi dampak banjir saat ini. Namun, ia menekankan bahwa fokus utama pemerintah harus tetap pada solusi jangka panjang. Pemerintah harus memiliki kebijakan yang lebih ketat dalam mengelola daerah aliran sungai Bengawan Solo, termasuk regulasi terkait pemanfaatan lahan di sekitarnya.
“Kami mendorong agar ada langkah konkret dari semua pihak. Pemerintah tidak boleh hanya reaktif setelah banjir terjadi, tetapi harus memiliki strategi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini. Dengan koordinasi yang lebih kuat dan kebijakan yang tepat, kita bisa mengurangi risiko banjir yang selalu berulang setiap musim hujan,” tutup Gus Iwan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Resep Mudik Lebaran 3Fit Ala dokter Agung Mulyono
- DPRD Jatim Minta Jangan Ada Kekerasan Sikapi Demonstrasi Mahasiswa
- Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim Desak Larangan Penggunaan Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran 2025