Fluktuasi harga sembako dan berbagai komoditi lain yang menjadi kebutuhan utama rakyat berpotensi menjadi tidak terkendali alias liar menyusul pengumuman kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan secara tiba-tiba oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu siang (3/9).
- BBM Naik Lagi, Shell Super Rp 15.380 dan Pertamax Rp 14.000
- BLT BBM Tepat Sasaran, BPKP Awasi dari Tahap Perencanaan hingga Pendistribusian
- Habib Rizieq Tak Ikut Aksi 2309, Ada Apa?
“Karena pada dasarnya, psikologis masyarakat masyarakat juga masih belum siap dengan kenaikan ini,” kata pengamat ekonomi UNIMED, Armin Rahmansyah Nasution, dikutip Kantor Berita RMOLSumut, Sabtu (3/9).
Armin menjelaskan, saat ini perekonomian masyarakat belum pulih total pascaterimbas pandemi Covid-19.
Alasan pemerintah menaikkan BBM sendiri, menurutnya, belum tepat. Mengingat beban keuangan akibat subsidi juga sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
“Nah, dengan tiba-tiba dinaikkan begini, maka masyarakat khususnya pedagang akan kebingungan dalam menentukan harga. Tim pemantau harga pemerintah harus segera turun,” katanya.
Presiden Joko Widodo mengumumkan harga baru BBM yang mulai berlaku per Sabtu (3/9) pukul 14.30 WIB. Kenaikan terjadi untuk tiga jeni BBM yakni Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi 10 ribu per liter, Solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Kondisi Ekonomi yang Tidak Menentu dan Biaya Wisuda: Beban Tambahan bagi Masyarakat Menjelang Lebaran
- Sumardi Dorong OPD Pemprov Jatim Maksimalkan Pelayanan Meski Ada Efisiensi Anggaran
- Revitalisasi Pasar Kembang Tahap Pertama Segera Dimulai, PD Pasar Surya Bangun TPS untuk Pedagang