Ketegangan antara pendukung Presiden Joko Widodo dengan penolaknya dalam kegiatan Car Free Day di Jakarta, Minggu pagi (29/4) mengingatkan pertarungan politik di Pilkada DKI tahun kemarin.
- Brigade Bunda Bojonegoro Gerilya hingga Menginap di Rumah Warga Menangkan Khofifah-Emil
- Dengarkan Keluhan Pedagang, Khofifah Dicurhati Soal Banjir di Pasar Pabean
- Soal Foto Bertiga Presiden-Wapres-Menhan, Pengamat: Sudahlah, Ikhlaskan Jokowi Dua Periode
Ajang CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin yang sejatinya untuk kegiatan olah raga dan hiburan akhir pekan malah dimanfaatkan sebagai lahan menyampaikan pengaruh politik.
Salah satu tokoh yang terlihat dalam kegiatan itu Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M. Taufik. Dia menyambut antusias masyarakat menggunakan kaus #2019GantiPresiden dengan inisiatif sendiri atau tidak dikoordinir.
Sempat terjadi aksi saling dorong dan dugaan pelecehan terhadap perempuan saat massa pendukung kampanye #2019GantiPresiden dan #DiaSibukKerja saling bertemu.
Usai CFD, beredar rekaman video di media sosial yang memperlihatkan warga berkaus #2019GantiPresiden dan relawan Jokowi yang memakai kaus #DiaSibukKerja. Salah satu kelompok kemudian terlihat mengacungkan uang ke kelompok lain. Uang juga diacungkan kepada seorang ibu yang membawa anaknya yang masih kecil.
Redaksi sudah mencoba follow up walau para pihak di lapangan membantah terjadinya kericuhan. Namun, kita tidak boleh mengamini begitu saja klaim bahwa tidak ada aksi saling dorong, sebab insiden itu menjadi peringatan keras bakal meletusnya konflik horizontal.
Mustofa Nahrawardaya yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti Jokowi mengakui adanya kericuhan dengan provokator yang mengaku sebagai anggota polisi.
Yang patut menjadi pertanyaan adalah peran aparat keamanan dalam kegiatan tersebut, serta antisipasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya konflik semakin tajam di lingkup bawah.
Ke depan, tidak menutup kemungkinan bakal terjadi aksi sweeping antara pendukung Jokowi dan sebaliknya. Sebagaimana pernah ada istilah persekusi dalam tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Bisa jadi jika Pilpres 2019 nanti akan terasa seperti Pilkada DKI yang mana anak kecil pun ikut diintimidasi karena mengenakan baju yang berbeda.
Selain itu, pihak intelijen pun harus diingatkan agar tidak bermain-main dengan situasi yang terjadi seperti saat ini. [dzk]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pengamat: Pertemuan Puan Maharani dan Gus Yahya Menjawab Dikotomi Nasionalis-Islam
- Prabowo Belajar Skema Makan Bergizi Gratis di Brasil, Bayu Ailrangga: Solusi Konkret
- Gaya Heru Budi Pimpin Jakarta Mirip Ahok Ada Kesan Ingin Balik Persepsi Kesuksesan Anies Baswedan