BKKBN RI menobatkan Bupati Jember H Hendy Siswanto sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Jember.
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Pendaki Asal Jember Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso, Tim Penyelamat Masih Lakukan Pencarian
- JAT4 Hadirkan 100 Buyer, Jember Jadi Titik Temu Petualang Wisata Nusantara dan Mancanegara
Penobatan ini disampaikan Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo saat membuka Training of Fasilitator (TOF) khusus Tim Pendamping Keluarga tingkat Provinsi Jawa Timur di Balai Diklat BKKBN di Jalan Kalimantan No. 22 Jember.
Atas penobatan tersebut, Bupati Hendy mengaku memiliki banyak PR. Namun, tugas itu tak akan rampung jika dikerjakan oleh bupati seorang.
"Kami harus memunculkan banyak bapak asuh di Kabupaten Jember," ujar Bupati Hendy dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (31/1).
Diketahui, dalam data Kemenkes Kabupaten Jember menempati posisi tertinggi dalam kasus stunting di Jawa Timur, yakni 34,9 persen, sekitar 35 ribu balita Stunting di tahun 2022. Namun Dinas Kesehatan Jember data berbeda dalak kasus stunting di Jember, yakni hanya 7,37 persen atau 12 ribu balita tahun 2022.
"Hal itu, perlu menjadi gerakan besar sebagai langkah untuk menurunkan jumlah stunting di Kabupaten Jember. Semua harus bertanggung jawab, semua harus ikut andil," katanya.
Dalam sambutannya, Bupati Hendy juga mengucapkan terima kasih dan selamat datang kepada Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo di Kabupaten Jember.
"Terima kasih karena menempatkan pelatihan ini di Jember," ucapnya. "Kami menyadari betul, persoalan stunting tidaklah sederhana," ungkapnya.
Dia berharap, semangat yang sama dalam menekan angka stunting juga dimiliki seluruh peserta yang mengikuti pelatihan.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menegaskan alasan diadakannya training khusus bagi TPK itu. Karena di Jember ini ada 5.600 orang tim pendamping keluarga (TPK) untuk keluarga stunting, canting, dan sebagainya. Mereka harus dilatih.
Selain itu, training bagi fasilitator TPK dipusatkan di Jember karena mempunyai tempat yang layak dan lengkap.
"Struktur di Balai Diklat BKKBN ini lengkap. Di Jawa Timur kita hanya punya 2, satu di Jember dan satunya di Malang," terang dia.
Nantinya para fasilitator itu akan melatih TPK yang jumlahnya ribuan di Jember. Tujuannya adalah membantu percepatan penanganan stunting.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Suami-Istri Penjual Sate di Jember Naik Haji, Menabung Selama 27 Tahun
- Pendaki Asal Jember Terjatuh di Gunung Saeng Bondowoso, Tim Penyelamat Masih Lakukan Pencarian
- JAT4 Hadirkan 100 Buyer, Jember Jadi Titik Temu Petualang Wisata Nusantara dan Mancanegara