Cucu Pendiri NU Tantang KPU-Bawaslu Sumpah Mubahalah

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu pusat ditantang untuk melakukan sumpah mubahalah bahwa tidak ada kecurangan selama proses Pemilihan Presiden 2019.


"Mubahalah itu kita yang kita inginkan ke KPUD Bawaslu. Kita akan minta sebelum lakukan penghitungan mubahalah tadi. Pihak kita melakukan itu, KPU melakukan itu, Bawaslu melakukan itu, hanya apakah mereka melakukan itu kita tidak tahu," kata Gus A’am sapaannya dikutip Kantor Berita .

Salah satu cucu pendiri NU ini mengatakan, BPP Prabowo-Sandi Jatim dan Kabupaten/Kota juga akan bersumpah mubahalah. Mereka yakin tidak melakukan proses kecurangan selama masa pencoblosan.

"Ya mereka juga mubahalah, orang yg melakukan juga harus mubahalah juga. Ya tentu harusnya kemarin itu mulai kabupaten. Nanti yang semua kabupaten kita minta mulai melakukan itu," katanya.

Dalam waktu dekat, BPP Jatim akan melakukan sosialisasi agar Kabupaten/Kota menggelar sumpah mubahalah. Bahkan, dalam waktu dekat, sumpah mubahalah akan dilakukan BPP Jatim dan Kota Surabaya.

"Sebenarnya keputusan sdh ada hanya tinggal kita mensosialisasi ke masing-masing kabupaten. Misal kayak di Sampang. Itu kita sudah tahu. Tinggal informasikan. Kemarin kita minta di Sampang tapi kita tidak tahu bagaimana. Masalahnya orang KPU tidak mau. Ada penolakan," tambahnya.

Menurut dia, sumpah mubahalah akan digelar bersama ulama yang mengerti proses tersebut. Sumpah tersebut akan membawa dampak yang dahsyat bagi orang yang bersumpah tetapi melakukan kecurangan.

"Ya mungkin tidak seperti Gus Nur. Tapi mengerti bukan sembarangan orang juga tapi betul-betul akan menemukan yang benar yang mana. Karena kalau dilakukan dengan Syariat Islam pengaruhnya besar. Pasti. Terutama kalau resiko tergantung kesepakatannya apa. Kalau tidak akan dilaknatkanNya. Tergantung kesepakatan yang diucapkan apa," imbuhnya.

"Kemarin itu kita sudah sampaikan, termasuk saat ijtima ulama. Jadi memang ini salah satu cara alat ukur kita bahwa kita ini benar. Kalau mereka benar ayo disumpah. Ini alat ukur syari’i," pungkasnya.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news