Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Banyuwangi berlangsung menegangkan. Sejumlah fasilitas, seperti papan nama legislatif dan pintu gerbang kantor eksekutif dirobohkan, Jumat (16/9/2022) sore.
- Pemerintah Diminta Antisipasi Migrasi Penggunaan BBM Bersubsidi Pasca Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi
- Ekonom Unej: Pemerintah Jangan Ragu Tetapkan Kebijakan Perubahan Berkala Harga BBM Nonsubsidi
- Demokrat Tuding Kenaikan BBM Biang Kerok Kemiskinan
Di tengah aksi ratusan mahasiswa nampak membakar ban sembari berorasi mengecam pemerintah. Sebab menaikkan harga BBM bersubsidi di tengah kondisi masyarakat yang berusaha bangkit usai terpuruk akibat Pandemi Covid-19.
Ratusan mahasiswa gabungan dari HMI, GMNI, IMM, dan forum BEM se-Banyuwangi itu, tiba di depan gedung DPRD Banyuwangi sekitar pukul 16.00 WIB. Berangkat dari titik kumpul di Kampus Unair Banyuwangi.
Setibanya di simpang tiga DPRD, sejumlah massa mulai naik ke pagar kantor DPRD dan mencabut satu persatu papan nama. Usai tercopoti massa mengganti dengan tulisan 'Mosi Tidak Percaya'. Menunjukkan bahwa mereka sudah tidak percaya lagi dengan dewan perwakilan rakyat.
"Nama DPRD sudah tidak ada, kita sudah tidak percaya lagi kepada dewan perwakilan rakyat daerah," teriak salah satu Korlap Aksi, Dana Wijaya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.
Secara bergiliran orator demo berorasi, sembari ada yang membakar ban di tengah jalan. Mereka secara tegas tidak akan mundur sebelum harga BBM diturunkan.
Massa aksi merasa kecewa kepada DPRD Banyuwangi, lantaran dinilai tidak bisa mengawal aspirasi rakyat yang menolak kenaikan harga BBM. Kenaikan harga tersebut dinilai mencekik leher rakyat.
Usai berorasi di simpang tiga DPRD Banyuwangi massa aksi sekitar pukul 16.30 WIB bergeser menuju kantor Bupati Banyuwangi. Bahkan, massa melempar tomat ke halaman kantor eksekutif tersebut.
Tak puas di situ, massa aksi menerobos masuk melalui pintu gerbang timur. Sembari meneriaki dengan lantang nama Bupati Ipuk Fiestiandani Azwar Anas.
Aparat kepolisian yang mengamankan jalannya aksi berupaya meredam emosi massa. Namun keinginan kuat massa tak terelakkan, hingga akhirnya pagar timur roboh dan menduduki halaman kantor Bupati.
Ratusan massa ini kembali membakar ban di halaman Kantor Bupati Banyuwangi. Sembari berorasi dan mendesak agar Bupati Ipuk turut bersikap dan berpihak kepada rakyat, imbas kenaikan BBM.
Menurut Koordinator Umum Aksi, Aris Rahmatullah, mereka merusak pagar, melempar tomat hingga merusak tulisan, sebagai bukti bahwa mahasiswa Banyuwangi tidak lagi percaya kepada legislatif dan eksekutif.
"Ini sebagai bukti ketidak kepercayaan kami dan kekecewaan kami. Karena selama ini hingga sekarang gerakan kami tidak ditemui oleh pimpinan DPRD dan Bupati Banyuwangi," cetusnya.
Usai menyampaikan aspirasinya, ratusan massa akhirnya perlahan membubarkan diri sekitar pukul 17.25 WIB. Sebelum itu, mereka berjanji akan kembali turun jalan dengan jumlah massa yang lebih besar. Sampai ada itikad dari pemerintah untuk menurunkan harga BBM.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ratusan Pesepeda Meriahkan Gowes Bareng dan Halal Bihalal Sahabat Dokter Agung di Banyuwangi
- Gerakan Sidoarjo Bersih Demo Bupati Subandi: Stop Jual Beli Jabatan!
- Aksi Unjuk Rasa di Gedung DPRD Jawa Timur Berujung Ricuh