Nama Iwan Sunito kerap terdengar dalam berbagai acara eksklusif dan platform media di Indonesia, sebagai pengusaha properti yang mengusung narasi “sukses di kancah internasional". Ia kini gencar memasarkan peluang investasi properti di Sydney melalui perusahaan barunya, One Global Capital.
- UKW Angkatan 54-55 PWI Malang Raya Dibuka, Ini Pesan Ketua PWI Jatim
- Polres Bondowoso Tangkap Spesialis Pencuri Motor di Pusat Perbelanjaan
- Pemkot Surabaya Gandeng BNNK Sosialisasikan Perda P4GNPN
Roadshow bertajuk “Invest Like a Billionaire” yang digelar di kota-kota besar Indonesia menawarkan janji keuntungan tinggi kepada para investor muda. Namun, ada sisi lain dari perjalanan ini yang jarang diketahui publik.
Pada 26 Maret 2025, Mahkamah Agung New South Wales memerintahkan likuidasi atas CII Group Pty Ltd, perusahaan yang dimiliki oleh Iwan Sunito. Keputusan ini mengakibatkan hilangnya kendali Iwan atas Crown Group Holdings Pty Ltd, salah satu perusahaan properti ternama yang pernah ia kelola.
Berdasarkan laporan dari firma hukum Johnson Winter Slattery, langkah likuidasi ini dipicu oleh utang yang belum terselesaikan, mencapai jutaan dolar.
Laporan aset yang diajukan oleh pihak Iwan tidak memenuhi standar verifikasi, dengan bukti yang hanya berupa spreadsheet sederhana. Beberapa kreditur besar, termasuk lembaga pendidikan seperti Dunmore Lang College dan perusahaan investasi Hong Kong PAG, menjadi korban dari situasi ini.
Kondisi ini memicu provisional liquidation terhadap Crown Group, yang berujung pada kerugian signifikan bagi para pemangku kepentingan.
Tidak lama setelah kehilangan kendali atas Crown Group, Iwan mendirikan One Global Capital. Perusahaan ini kini memasarkan proyek seperti One Global Gallery di Eastlakes, Sydney, dengan klaim tingkat hunian 90% dan kenaikan nilai properti hingga 40% sejak akuisisi.
Strategi pemasaran perusahaan ini menargetkan investor kecil dan pemula, memanfaatkan narasi kesuksesan bertema “miliarder properti.” Namun, keberanian untuk berinvestasi dalam proyek ini membutuhkan kehati-hatian.
Laporan resmi dari ASIC (The Australian Securities and Investments Commission) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia mengingatkan tentang risiko tinggi dalam investasi properti luar negeri, terutama jika melibatkan skema yang menjanjikan keuntungan besar tanpa transparansi.
Praktik investasi internasional seperti ini sering kali menjadi jebakan bagi investor yang tergiur janji keuntungan besar. Menurut OJK, banyak modus investasi ilegal yang diawali dengan kampanye pemasaran agresif di media sosial, melibatkan tokoh publik untuk meningkatkan kredibilitas.
Investor Indonesia diimbau untuk selalu melakukan due diligence terhadap proyek, perusahaan, maupun individu yang menawarkan peluang investasi.
“Dalam proses likuidasi, likuidator dan kreditur memiliki hak atas hasil penjualan aset sebelum distribusi dana kepada investor baru,” jelas seorang pengamat investasi.
“Keputusan investasi harus didasarkan pada data, transparansi, dan integritas, bukan sekadar janji manis,” imbuhnya.
Selain itu, penting untuk memahami bahwa investasi properti luar negeri tunduk pada hukum dan yurisdiksi negara asal. Hal ini menambah kompleksitas yang harus dipertimbangkan oleh calon investor.
Kisah perjalanan Iwan Sunito menjadi pengingat penting bagi para investor tentang pentingnya kehati-hatian dalam mengambil keputusan finansial. Tidak ada jaminan bahwa kesuksesan masa lalu akan terus berlanjut di masa depan, terutama dalam dunia bisnis yang dinamis dan penuh risiko.
Bagi investor pemula, memahami risiko dan melakukan konsultasi dengan penasihat keuangan atau hukum adalah langkah awal yang bijak.
Dengan pendekatan yang cermat, investasi dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan finansial tanpa mengorbankan stabilitas masa depan.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- HUT TNI Ke-77, Gubernur Khofifah Yakin Kontribusi TNI Mampu Untuk Indonesia Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat
- Forkopimda Surabaya Gelar Doa Bersama Untuk Prajurit KRI Nanggala 402, Patriot Penjaga Kedaulatan NKRI
- HKI Jatim Dorong Pendidikan Vokasi Link and Match Dengan Dunia Industri