Perolehan suara kedua terbanyak di Parlemen pada
Pemilu Legislatif 2019 adalah capaian terbaik yang bisa didapatkan
Partai Golkar di tengah goncangan internal yang sangat besar yang hampir
membuat Golkar karam.
- Kendati Masih Prematur, Nasdem Berpeluang Usung Anies-Ganjar
- Hadiri Konferwil XVI Fatayat NU Jatim, Khofifah: Bentuk Super Team, Jadilah Enabler Leader dan Game Changer
- AHY Tayangkan Kesaksian Peserta KLB Deliserdang, Para Kader Tertawa
"Pak Airlangga menghadapi badai besar ini dan betapa luar biasa karena akhirnya bisa jadi pemenang kedua terbanyak kursi DPR RI. Jadi yang menilai kepemimpinannya gagal, jelas sangat keliru dan tidak objektif," ujar Jack di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (13/9).
Jack meminta semua tokoh dan kader Partai Golkar untuk menilai secarfa objektif menilai kepemimpinan Airlangga selama kurang lebih satu setengah tahun.
"Bayangkan, sebelum Pileg kemarin dari survei Litbang Kompas saja misalnya, Golkar itu akan melorot jadi partai tengah di bawah PKB, karena saat itu kita hadapi tsunami politik usai dualisme kepemimpinan, Ketum Pak Setnov saat itu tersangkut KPK. Belum lagi Pak Idrus Marham kena KPK juga. Benar-benar dihantam badai besar," ujar Jack seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL.
Dia menambahkan, kepemimpinan Airlangga berjalan bukan dalam situasi normal. Capaian 85 kursi parlemen pada Pileg 2019 dalam waktu relatif singkat itu semestinya diapresiasi sebagai sebuah prestasi luar biasa.
"Jadi melihatnya harus utuh. Justru kepemimpinan yang kuat itu teruji saat memimpin dalam kondisi badai besar dan kapal yang mungkin hampir karam bisa berlayar tegak sampai di tujuan. Itulah kepemimpinan Pak Airlangga. Dihantam dari banyak arah tetapi tetap bisa berdiri tegak," jelasnya.
Jack melihat betul bagaimana Airlangga berjuang keras melakukan konsolidasi demi Pemilu 2019 saat mulai memegang kendali di Partai Golkar.
"Beliau keliling seluruh Indonesia, membangkitkan lagi semangat para kader, pengurus DPD I dan II, bangun komunikasi dengan tokoh senior partai, terobosan program yang sangat diminati masyarakat, dan utamanya adalah kepemimpinan beliau yang kuat. Itulah yang akhirnya membawa Golkar tetap bertahan kokoh," tandasnya. [fak]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pembangunan IKN Keliru dan Tidak Relevan, Justru Jakarta Berhasil Menjadi Kota Kolaborasi
- Ketua KPU: Saya Tidak Akan Komentari Putusan DKPP
- DPR Tagih Janji Mahfud MD Soal Skandal Rp349 Triliun di Kemenkeu