Semua elemen diminta mengawal Komisi Pemilihan Umum (KPU) dari berbagai macam intimidasi dan tekanan politik. Hal itu dikatakan oleh Wasekjen Bidang Politik dan Pemerintahan PB HMI Galih Prasetyo.
- Sempat Diragukan, Ketua Dewan Terpilih Jadi Pengurus MD KAHMI Kabupaten Probolinggo
- Ketua KPK Ingin Threshold 0 Persen, Rizal Ramli: Mas Firli Hebat!
- Vaksin Nusantara dan Merah Putih untuk Vaksin Booster 2022, DPR: Sebuah Kebijakan yang Melegakan
Galih menilai, dugaan ancaman terhadap KPU itu nantinya potensial mengubah hasil rekapitulasi suara dan diduga akan menguntungkan salah satu paslon tertentu. Oleh sebab itu, lanjut Galih, PB HMI meminta semua elemen untuk turut mengawal KPU agar tidak tetap netral.
"Syarat Pemilu yang sehat dan berintegritas adalah adanya prinsip independensi, netralitas, imparsialitas dari penyelenggara Pemilu, yaitu KPU dan Bawaslu," tegasnya.
"KPU harus bekerja profesional dan mengawal suara rakyat dari TPS ke TPS apa adanya, jangan sampai terjadi manipulasi data yang tentu mengkhianati rakyat dan negara," imbuh Galih.
Galih menuturkan, di era media sosial ini telah tersebar banyak sekali informasi yang bisa didapatkan publik untuk mengakses informasi seperti halnya membandingkan form C1 yang tidak sesuai dengan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) di laman resmi KPU yakmi pemilu2019.kpu.go.id.
Selain itu, banyak juga tersebar video atau foto yang viral, seperti surat suara yang sudah tercoblos hingga dugaan Ketua KPPS berpihak kepada paslon tertentu dan itu menjadi catatan serius bagi KPU.
"Bukti video ataupun foto dari netizen yang viral minimal bisa dijadikan informasi awal bagi KPU atau Bawaslu untuk bertindak dan memastikan kebenaran," demikian Galih yang juga Wakil Presiden OIC Youth Indonesia.[bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Ini Harapan Sekjen Gerindra untuk Ketum PBNU yang Baru
- Kematian Santri Gontor, Wamenag: Percayalah Pesantren Adalah Tempat yang Aman Bagi Anak Belajar
- Ziarah Makam, PKS Terus Perjuangkan Gelar Pahlawan untuk Syaikhona Cholil Bangkalan