Pernyataan mantan panglima TNI sekaligus Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang menyebut Jokowi-Maruf sudah tidak membutuhkan buzzer, dianggap mendiskreditkan Jokowi.
- Muktamar NU, Warek 1 Unusa: Surat Rois Aam Harus Diikuti Aksi Saling Rangkul
- Putusan MK Soal Usia Capres-Cawapres, Pakar Hukum Universitas Andalas: Hakim Langgar Kode Etik
- Begini Penjelasan Airlangga Hartarto Terkait Pertimbangan Pemerintah Cegah Arus Mudik Tahun Ini
Nah, jelang pelantikan presiden, Jurubicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak turut mengomentari susunan kabinet Jokowi.
Dia menyarankan agar Jokowi mengambil mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah sebagai pembantu yang menggantikan Moeldoko.
"Sebagai kepala KSP misalnya,†ujar Dahnil dalam akun Twitter pribadinya seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (8/10) lalu.
Menurutnya, jika ada Fahri di kubu Jokowi, perdebatan di publik semakin menjadi lebih berkualitas. Oposisi, sambungnya, juga punya lawan berat saat berdebat.
"Minimal yang di luar pemerintah punya lawan berpikir dan kepresidenan bisa terbantu membangun percakapan dan dialog berkualitas di internal,†tutupnya.
Namun demikian, Fahri mengaku tidak berminat dengan jabatan itu. Sembari berkelakar, Fahri mengaku lebih memilih menjadi seorang penjaga masjid.
"Kelebihan marbot adalah dia selalu mendengar suara azan. Berbeda dengan jubir, kadang azan kelewatan,†jawabnya kepada Dahnil.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Bertemu Luhut, Gubernur Khofifah Pastikan Dukung Riset Vaksin Merah Putih
- Jokowi Bilang Pajak Penghasilan Insan Pers Ditanggung Pemerintah
- DPR Sabet WTP 10 Kali Berturut-turut, Puan Maharani: Kami Ingin Jaga Kepercayaan Rakyat