. Puluhan massa PDI Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menggelar aksi, Selasa (9/7/2019) malam. Mereka menduduki Kantor DPC PDIP Kota Surabaya di Jalan Kapuas.
- PAN dan PPP Tak Punya Figur dan Elektabilitasnya Standar, Makanya Gabung Golkar
- Dunia Terancam Resesi, Ketua MPR Minta Indonesia Tidak Lengah
- Suhu Ekstrem Landa Korsel, Peserta Jambore Pramuka Dunia 2023 Dilarikan ke Rumah Sakit
Seperti diketahui, surat rekomendasi itu ditandatngani Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Dibacakan saat Konferensi Cabang, Minggu lalu, namun ditolak keras oleh sebagian peserta konferensi.
Acara ini spontanitas dari kawan-kawan Pengurus Anak Cabang (PAC), tidak ada seorang pun yang menggerakkan,†kata Tri Widayanto, Ketua PAC PDIP Simokerto, yang menjadi jubir aksi itu, dikutip
Ia mengakui, saat Konferensi Cabang kemarin ada yang membuat pihaknya kecewa karena DPP PDIP dinilai tidak mengindahkan aspirasi peserta.
Aksi di Kantor DPC PDIP Kota Surabaya dilakukan dengan mendengarkan ceramah dari Gus Fahmi.
Justru mereka (petugas DPP yang memimpin sidang) membacakan yang dimana kalimatnya bahwa DPP memutuskan untuk membaca rancangan rekomendasi Ketua DPC,†kata Tri Widayanto.
Dalam Peraturan PDIP No. 28/2019 diatur kewenangan masing-masing tingkat. Pengurus di level kecamatan (PAC), lalu DPC di level kabupaten dan kota, serta DPD di tingkat provinsi dan DPP PDIP di pusat, masing-masing punya kewenangan mengusulkan.
Di level PAC, mereka telah mengusulkan satu nama: Whisnu Sakti Buana. Kemudian di level DPC, diusulkan 5 nama yaitu Whisnu Sakti Buana, Syaifuddin Zuhri, Agustin Poliana, Sukadar dan Untung.
Di level DPD PDIP Jawa Timur, mengusulkan Adi Sutarwijono dan Baktiono, Kemudian semua nama itu diusung ke DPP PDIP di Jakarta.
Pasal 44 ayat 1 Peraturan PDIP 28/2019 disebutkan, bahwa DPP PDIP berwenang memutuskan Calon Ketua DPC, yang bahkan di luar usulan dari bawah. Ini dengan pertimbangan kepentingan strategis partai.
Apalagi rekomendasi itu masih berupa rancangan, belum menjadi keputusan,†kata Tri Widayanto mengugat rekomendasi Megawati Soekarnoputri. [bdp]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Utamakan Politik Riang Gembira, Serikat Mahasiswa Muslim Indonesia Tak Berpihak di Pilpres
- Solid Menangkan Golkar di Bawah Komando Airlangga Hartarto, AMPG Tolak Munaslub
- Pilpres 2024, Kelemahan Anies Baswedan Belum Ada Dukungan Partai