Mahasiswa dihimbau untuk tidak menjadi penjilat dan mendukung mendukung gerakan.
- Mayoritas Warga NU dan Muhammadiyah di Jatim Dukung Prabowo-Gibran
- Presidential Threshold Digugat, Margarito Kamis: MK Masih Bermain-main atau Berpihak Pada Barang Busuk?
- Elektabilitas Naik, Anwar Sadad Berpotensi Jadi Calon Gubernur Jatim
JIMI menilai momen ini seharusnya menyadarkan mahasiswa bahwa segala bentuk kecurangan harus dilawan. Dan ini bukanlah makar.
"Negara demokrasi memberi ruang bagi siapapun mengungkapkan aspirasi di depan umum jangan takut," tegasnya.
Rasa takut menurut dia, justru akan menyuburkan praktik otoriter.
JIMI menekankan, mekanisme pemilu yang dicurangi hanya dagelan politik. Ketika penangkapan terus terjadi, sudah saatnya mahasiswa bergerak.
"Jangan diam ketika praktik otoriter dijalankan dengan label konstitusi. Mahasiswa harus belajar sejarah agar tidak dibodohi oleh label konstitusional," jelasnya.
Sekali lagi, kata dia, mahasiswa dilarang keras menjadi penjilat penguasa. Sebab mahasiswa adalah kelompok yang masih memiliki idealisme, tidak sepatutnya tergoda rayuan uang dan jabatan.
"Bila rakyat dizalimi dan kalian diam, kalian tidak lebih baik dari pelaku kezaliman itu sendiri," pungkasnya.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Tukang Bubur Didenda Lebih Besar Dari Anggota DPRD, Dicky Chandra: Semakin Jelas Kondisi Hukum Saat Ini
- Kiai Misbah: Semoga Prabowo-Gibran Bisa Membawa Indonesia Menjadi Bangsa Makmur
- Penista Agama M.Kece Dianiaya, GNPF Ulama: Patut Disyukuri Umat Islam