Sejumlah tokoh dan ketua partai pendukung Jokowi-Maruf yang tidak hadir dalam pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto, memunculkan anggapan terjadi perbedaan antara yang setuju rekonsiliasi, dan yang tidak setuju rekonsiliasi.
- BEM Airlangga dan Kelompok Cipayung Deklarasi Pemilu Damai Tanpa Provokasi
- Dosen UNJ Restui Mahasiswa Turun Aksi
- Golkar Belum Berikan Dukungan Resmi ke Siapapun di Pilkada kota Madiun 2024
"Ya. Jika Gerindra bergabung, maka jatah kursi partai koalisi berkurang. Oleh karena itu, partai koalisi Jokowi banyak menolak masuknya Gerindra," ujar Ujang Komarudin dilansir Kantor Berita RMOL, Sabtu (20/7).
Menurutnya, jika konsisten dengan sistem presidensial, maka presiden terpilih memiliki kewenangan full untuk menyusuan kabinet, tanpa adanya jatah-jatahan.
"Namun kan politik di kita masih transaksional, masih jatah-jatahan, masih pragmatisme. Itulah yang membuat presiden mesti pandai-pandai membagi jatah kursi menteri," demikian Ujang Komarudin.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- PPP Sudah Kantongi Nama Capres
- Berperan Besar Membangun Bangsa, Khofifah Dinobatkan Sebagai Tokoh Inspiratif oleh Fatayat NU Jatim
- Terpilih Jadi Gubernur Jatim, Risma Janji Gratiskan Pendidikan SMA/SMK