Usai pemungutan suara, publik mulai dibuat penasaran dengan arah politik sejumlah partai politik, terutama yang gagal mengantar jagoannya memenangi kontestasi Pilpres.
- Jika Tak Dapat Proyek, Oposisi Harus Kuat Iman
- Kurang Harmonis, Partai Oposisi yang Ada Berpotensi Tidak Solid
Pertanyaan yang muncul, apakah partai pengusung yang gagal itu akan berada di oposisi atau tergoda untuk bergabung (koalisi) dengan kubu pemenang.
Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas RA, memprediksi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan merapat ke kubu pemerintah.
Alasannya sederhana, karena partai-partai itu selalu memiliki riwayat berada di gerbong pemerintah.
"PKB dan PPP kemungkinan besar masuk pemerintah," kata Anas, saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (25/2).
Sementara untuk Nasdem, menurutnya masih fifty-fifty. Keputusan oposisi atau koalisi tergantung komunikasi antara Ketua Umum Surya Paloh dengan Capres Anies Baswedan serta Capres Prabowo Subianto.
"Sementara PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memang memiliki mental kuat dalam mengambil sikap oposisi," tegasnya.
Seperti diketahui, Partai Nasdem, PKS dan PKB, berada di barisan pendukung Capres-Cawapres Anies-Muhaimin. Sementara PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, mendukung Ganjar-Mahfud.
Sedang Prabowo-Gibran didukung Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Partai Gelora, dan Partai Prima.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Jika Tak Dapat Proyek, Oposisi Harus Kuat Iman
- Kurang Harmonis, Partai Oposisi yang Ada Berpotensi Tidak Solid
- Bamsoet Sindir Koalisi Lewat Pantun di Sidang Tahunan MPR