Gerakan Nasional Rakyat Bersama Jokowi (GN RBJ) mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat untuk lebih aktif mengkritiknya.
- Buzzer Jokowi Biang Kerok Konflik, Tujuannya Memuji dan Mendamprat
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Analisis Drone Emprit Ungkap Dugaan Buzzer di Balik Dukungan terhadap Shin Tae-yong
Menurut Koordinator GN RBJ, Adi Kurniawan, jika Presiden Jokowi mau dikritik harus menertibkan dulu para buzzer. Sebab para buzzer selalu jadi penghalang pihak-pihak yang mengkritik pemerintahan.
"Bagi saya percuma juga Presiden mempersilakan masyarakat mengkritik jika para buzzer itu tidak ditertibkan. Terutama yang suka lapor sana lapor sini," ujar Adi Kurniawan melansir Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/2).
Jika benar-benar ingin terbuka menerima kritikan dari siapapun, maka Presiden harus menertibkan para buzzer. Sekalipun buzzer tersebut bukan orang bayaran.
"Wajar banyak pihak yang kemudian menjadi takut mengkritik karena serangan para buzzer itu memang menakutkan," kata Adi.
Ketua Umum (Ketum) Barisan Relawan Nusantara (Baranusa) ini pun mengaku pernah menjadi korban serangan buzzer. Yaitu ketika mendorong Polri untuk menutup akun-akun media sosial para buzzer seperti Denny Siregar, Abu Janda, Ade Armando.
"Ketika itu saya disebut orang FPI, bahkan Instagram saya diviralkan. Padahal jelas dan jejak digital masih banyak jika kami adalah relawan Jokowi bukan orang FPI," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Buzzer Jokowi Biang Kerok Konflik, Tujuannya Memuji dan Mendamprat
- Beda Prabowo-Jokowi, Satunya Tak Pakai Buzzer Satunya Gunakan Buzzer
- Analisis Drone Emprit Ungkap Dugaan Buzzer di Balik Dukungan terhadap Shin Tae-yong