Ritual Pecah Kendi Direksi Garuda- DPR Bakal Evaluasi Penyelenggara Haji

Selain tulisan "Terima Kasih Pak Jokowi, Doakan Kami Menjadi Haji Yang Mabrur” di badan pesawat Garuda Indonesia yang bikin heboh, ada juga ritual pecah kendi dalam proses pelepasan jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci Mekkah.


Banyak pihak menyayangkan ritual tersebut, karena bukan bagian dari ajaran Islam dan tidak sepatutnya dicampuradukkan dengan proses pelepasan jamaah calon haji.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Sodik Mudjahid mengatakan sebagai seremoni tidak ada yang salah dengan pecah kendi tersebut.

"Ritual semacam itu tidak salah selama tidak berharap apa-apa, misalnya berharap keselamatan jemaah," ujar Sodik dilansir Kantor Berita RMOL, Selasa (9/7).

Kalau ingin berharap keselamatan, kata Sodik, lakukanlah dengan cara Islam seperti doa bersama.

"Kalau mau melakukan ritual yang sesuai dengan ibadah haji yakni doa bersama," ungkapnya.

Namun demikian, lanjutnya, akan ada evaluasi terhadap keseluruhan penyelanggaraan ibadah haji tahun ini.

"Kami akan ingatkan Kementerian Agama dalam evaluasi menyeluruh haji nanti," tukas Sodik.

Senada, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mendesak Garuda untuk fokus pada ritual yang diatur dalam syariat agama. Dia tidak setuju perusahaan plat merah itu menambahkan ritual khusus yang kontroversial.

"Jangan menambah yang enggak-enggak. Apalagi ditambah dengan prosesi pecah kendi segala,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Fahri mengaku tidak tahu aoakah ritual tersebut pernah dilakukan di pemberangkatan haji sebelumnya. Dia hanya mencatat bahwa tidak sedikit masyarakat yang merasa ritual ini menyinggung sisi sensitivitas umat Islam dan bisa menimbulkan masalah baru.

Menurutnya, ibadah haji adalah ritual pemurnian akidah. Sementara sebagian umat Islam menganggap pecah kendi bertentangan dengan akidah ahlus sunah wal jamaah.

"Saya kira tidak perlu Garuda 'bermanuver' di luar kebiasaan dan di luar batas normal tersebut,” tegasnya.

Fahri meminta Garuda fokus memperbaiki layanan kepada jamaah ketimbang melakukan ritual yang tidak perlu. Apalagi, tahun ini pemerintah dan DPR menjanjikan perbaikan pelayanan.

"Cukup layani jamaah haji Indonesia, perhatikan seluruh keperluannya sejak sebelum berangkat hingga mendarat. Layani dengan baik, niatkan sebagai bentuk pelayanan dan ibadah,” tutupnya.[aji]

ikuti terus update berita rmoljatim di google news