Ekonom senior Rizal Ramli sudah lama memprediksi persoalan defisit yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
- Empat Parpol Tak Lolos Verifikasi, KPU Siap Hadapi Gugatan ke PTUN
- Gibran: Solo Siap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
- Kebijakan Luhut Ajak PNS Work From Bali Seperti Ingin Memancing Kemarahan Publik
Berawal dari tahun 2011, ia bersama dengan serikat pekerja berjuang agar jaminan kesehatan bagi masyarakat dibuat pemerintah. Namun saat itu para pejabat Indonesia menolak BPJS dengan alasan tak memiliki anggaran.
"Setelah demo di DPR dan Istana waktu SBY presiden. Itu tahun 2013 (Dibentuk BPJS), tetapi pembiayaan awalnya atau modalnya itu dibikin pas-pasan sehingga tidak aneh pasti suatu waktu akan mengalami kesulitan finansial," kata Rizal Ramli dalam acara Fakta TVOne, Senin (2/9).
Soal lain yang mengindikasikan ketidakberesan BPJS adalah soal skema pembiayaan. Sejak awal, pembiayaan BPJS dilakukan denga skema iuran dari rakyat, pekerja, dan perusahaan.
"Pada saat itulah pengusaha pada lobi-lobi supaya iuran perusahaannya kecil. Sudah iuran peserta kecil, ditambah iuran pengusaha kecil, tidak aneh bakal kesulitan keuangan," tegasnya.
Prediksi RR benar saja. Satu tahun berjalan, banyak dokter, rumah sakit, hingga obat-obatan farmasi yang belum dibayar.
"Maslahanya ini setahun lebih enggak diurus, makin lama masalahnya makin besar. Tiba-tiba ada yang sok jagoan, panggil saja Tingkok. Emang bangsa Indonesia engga bisa beresin masalah dia sendiri?" demikian RR dilansir Kantor Berita Politik RMOL.[aji
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Megawati Makin Keras Kritik Jokowi, Pengamat: Kalau Berani Tarik Seluruh Kader PDIP dari Kabinet
- Mak Ganjar Gelar Dzikir dan Doa Bersama di Kabupaten Banyuwangi
- Sisa Jabatan Pemerintahan Jokowi Tinggal Setahun, Apa Gunanya Reshuffle?