Satu tahun kepergian KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), banyak cerita mengulas tauladan tentang sosok pribadi yang ikhlas dan selalu peduli terhadap orang lain.
- Pemkot Surabaya Terima 55 Laporan dari Laman JAGA Bansos KPK
- Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah, Gubernur Khofifah Tinjau Korban Tragedi Kanjuruhan
- Hadiri Wisuda Stikes Pemkab, Ini Pesan Pj Bupati Jombang Sugiat
Hal itu disampaikan, KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Ketauladanan KH Salahudin Wahid, menurutnya adalah keikhlasannya dalam menjalani sesuatu hal tanpa peduli untung dan rugi.
"Gus Sholah itu merupakan pribadi yang ikhlas, mengamalkan ilmu agama dengan baik, tanpa berpikir mendapatkan untung rugi. Jika baik, maka dilakukan saja," kata Gus Kikin panggilan akrab Pengasuh Ponpes Tebuireng pengganti KH Salahudin Wahid, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, pada peringatan satu tahun meninggalnya Gus Sholah di PP Tebuireng, yang dikemas dalam launching dan bedah buku secara online, Selasa (02/02).
Ditambahkan Gus Kikin, bahwa,Gus Sholah adalah inspirasi dan contoh teladan yang harus dilanjutkan perjuangan beliau. Bagi dirinya, pesantren ini banyak hal yang dirintis beliau hingga akhir hayat. Tanpa berpikir untuk diri sendiri. Yakni soal keikhlasan.
Gus Kikin menegaskan, pihaknya akan meneruskan perjuangan KH Salahudin Wahid. Apa yang sudah dibangun dan diberikan Gus Sholah merupakan menjadi tugas nya untuk meneruskan perjuangan tersebut. Suatu fondasi yang harus dilanjutkan oleh seluruh keluarga besar KH Muhammad Hasyim Asy'ari.
Kegiatan yang dikemas dengan launching dan bedah buku berjudul 'Gus Sholah: Sang Arsitek Pemersatu Umat' ini, masih kata Gus Kikin, bisa dijadikan pengetahuan baru bagi semua kalangan dan menjadi jembatan dalam memperkaya wawasan tentang sosok Gus Sholah untuk mengenal lebih dalam.
Buku ini, lanjutnya, bisa menjadi rujukan bagi setiap individu yang ingin lebih jauh mengenal sosok Gus Sholah dari berbagai sisi," tutur Gus Kikin.
Ditambahkan Syaifullah Maksum, penulis buku yang juga hadir menyebut, jika isi dari buku berjudul 'Gus Sholah: Sang Arsitek Pemersatu Umat', ini menekankan sisi lain dari almarhum yang belum diketahui banyak orang.
Maksum menjelaskan, waktu itu Gus Sholah pernah terlibat langsung dalam pesta demokrasi lima tahunan. Yakni, beliau pernah terlibat dalam kontestasi Pemilu dengan menyalonkan diri sebagai Cawapres pasangan dari Capres Wiranto pada tahun 2004-2009.
Tak hanya itu, buku ini, lanjut Maksum menambahkan, juga dijelaskan tentang perubahan sikap Gus Sholah yang awalnya elitis, berubah lebih memasyarakat. Dikarenakan, Gus Sholah dulunya seorang arsitek yang banyak bergaul dengan kaum menengah ke atas.
"Perubahan sikap beliau dirasakan sampai akhir hayat. Yaitu, mementingkan masyarakat," pungkasnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pembangunan Islamic Center Ada Yang Tak Beres, DPRD Gresik Tegur Kontraktor
- Amankan 10 Pelajar Bolos di Warung Kopi, Pemkot Surabaya Beri Sanksi Sosial Hingga Pendampingan
- Produk Benih Padi Desa Slambur Madiun Banyak Diminati Petani Nusantara