Kondisi keuangan maskapai kebanggaan masyarakat, Garuda Indonesia memang tengah terseok-seok.
- Bantu Kembangkan Produk UMKM, Pemkot Surabaya-ShopTokopedia Gelar Pelatihan ‘Creator Lab'
- Menko Airlangga Minta Pengusaha CPO Beli TBS Petani dengan Harga Wajar
- DIGI Ramadhan 1444H "Bisa Jadi Berkah 3.0", bank bjb Gelar Bazar, Donasi, MTQ di Sejumlah Kota
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengurai bahwa Garuda saat ini sedang terlilit utang Rp 70 triliun, setiap bulan tekor Rp 1 triliun, dan modal sudah minus Rp 41 triliun. Atas alasan itu, ide untuk memensiunkan hampir setengah pegawai dimunculkan.
Komisaris Independen Garuda, Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang akrab disapa Yenny Wahid tidak menampik kabar mengenai kondisi keuangan yang sedang melilit Garuda. Menurutnya, kondisi ini merupakan problem warisan, mulai dari kasus korupsi sampai biaya yang tidak efisien.
“Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan. Harus diselamatkan. Mohon support dan doanya,” ujar Yenny lewat akun Twitter pribadinya, Sabtu (29/5).
Yenny mengurai bahwa saat dirinya masuk sebagai komisaris pada awal 2020, utang Garuda sudah mencapai Rp 20 triliun. Saat sedang melakukan perbaikan, pandemi muncul sehingga setiap pesawat Garuda terbang pasti mengalami kerugian.
“Demi penumpang, kami terapkan social distancing meskipun biaya kami jadi dua kali lipat dengan revenue turun 90 peresn. Sudah jatuh tertimpa tangga,” tuturnya.
Adapun upaya yang kini dilakukan Garuda adalah dengan melakukan restrukturisasi utang dan biaya. Termasuk di dalamnya renegosiasi leasing contract.
“Kita juga sedang fight untuk kembalikan pesawat yang tidak terpakai mengingat di masa pandemi utilisasi menurun drastis,” tuturnya.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Dorong Geliat Ekonomi di Jawa Timur, Bank Jatim Salurkan KUR di K-UKM Expo 2024
- bank bjb Tawarkan ST010, Minimal Rp1 Juta Bisa Dapat Cashback Menarik
- Dukung UMKM, Pertamina Buka Kemitraan Pertashop Hingga Pedesaan