Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melontarkan kritis keras terhadap Presiden Joko Widodo. Menurut analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah, posisi Jokowi justru makin kuat.
- Kejaksaan Selidiki Kasus Dugaan Penggelapan Setoran Pelanggan PDAM kota Madiun
- Dua Pasangan Capres Disebut sebagai Untungkan Oligarki
- 3 PR Besar yang Harus Diperbaiki Jokowi-Maruf di Sisa Masa Jabatan
Menurut Dedi, dari sisi momentum, kritik yang disuarakan Megawati saat awal masa kampanye sangat kentara muatannya politis dan propagandanya.
“Apalagi Jokowi ada di kubu seberang, kekecewaan Megawati mengemuka ditinggalkan Jokowi. Bagaimanapun, Jokowi adalah produk PDIP dan Megawati, Orde Baru yang ia kritik sama saja ciptaannya sendiri juga,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/11).
Menurutnya, Megawati sedang mengejar porsi simpati yang ada di Prabowo, untuk dapat bergeser ke Ganjar. Sebab bagaimanapun ceruk suara Ganjar lebih banyak bersinggungan dengan suara Prabowo.
“Tetapi skema keras dalam statement Megawati dipastikan tidak berhasil, Jokowi bukan lawan tanding dengan serangan terbuka. Jokowi justru semakin kuat jika diserang terbuka, Prabowo dipastikan jauh meninggalkan Ganjar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Megawati mengatakan bahwa siapa pun yang tengah berkuasa diingatkan agar tidak berkelakuan seperti rezim otoriter Orde Baru (Orba) jelang Pemilu 2024.
Peringatan itu disampaikan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sembari meminta agar pihak-pihak itu segera insyaf.
“Udah, berhenti deh bapak-bapak itu yang saya sindir ini. Insyaf! Insyaf!” tegas Megawati, saat memberikan pengarahan pada Rakornas Relawan Ganjar-Mahfud se Pulau Jawa, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11).
Awalnya Megawati bercerita tekanan yang dialaminya saat rezim Orba berkuasa. Saat itu dia mengaku kerap dipanggil polisi, tanpa sebab.
“Polisi itu kok manggil saya sampai tiga kali, tapi saya nggak takut, saya datangi. Akhirnya keok sendiri, nggak tahu mau nyalahin saya apa,” kenangnya.
Tak hanya dipolisikan tanpa sebab, Megawati juga mengaku pernah dipanggil kejaksaan dan diinterogasi hingga berjam-jam. Tapi semua tuduhan yang dialamatkan padanya tidak bisa dibuktikan.
Karena itu, Presiden Ke-5 RI itu berharap cara-cara otoriter yang seperti itu tidak terjadi lagi di era pemerintahan yang sekarang.
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Herman Khaeron: Bukan Naikkan BBM, Harusnya Tunda Dulu IKN dan Kereta Cepat
- Survei Indikator Tempatkan Ganjar Capres Teratas Ungguli Prabowo Subianto
- Kebijakan Mendag Soal Minyak Goreng Kurang Efektif, Wajar Jika Disalahkan