Pelarangan peliputan wartawan JTV Dewi Imroatin oleh Wali Kota Tri Rismaharini (Risma) melalui Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser, dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
- Peringati Isra Mi'raj, GGN Jatim Berbagi Kebaikan dengan Pondok Pesantren dan Masyarakat
- Jifest 2024 Digelar, Sukses Catatkan Pembukaan Ribuan Rekening Baru
- Pemkot Bersama Kadin Surabaya Gelar Vaksin Merdeka, Sasar 20 ribu Pelaku Ekonomi
"Menurutku harus ada yang mediasi, mungkin Pemred media tersebut bertemu pasti beres itu," ujar Eva kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (12/10).
Risma disebut-sebut menolak Dewi saat akan melakukan peliputan. Penolakan ini dikarenakan pertanyaan dari Dewi yang dianggap kritis.
Eva menilai sosok Risma adalah pemimpin yang sangat terbuka kepada media. Kalau pun ada sedikit emosi, tentu itu adalah hal yang manusiawi.
Dia menduga ada momen yang tidak tepat saat wartawan itu mengajukan pertanyaan yang kemudian membuat Risma terpancing emosi.
"Karena karakter dasarnya nggak seperti itu, dia bukan orang yang close terhadap wartawan, kali aja ini timing-nya nggak pas waktu itu, sehingga marahnya agak kelamaan," jelasnya.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- Pasca kebakaran Pasar Kembang, Dewan Minta Pedagang Jangan Buka Lapak di Jalan
- Tingkatkan Pendapatan Nelayan Surabaya, Wali Kota Eri Segera Buatkan SPBU hingga TPI
- Upaya Jalin Sister City dengan Australia, Wali Kota Eri Bahas Pengembangan Pendidikan hingga Ekonomi