Pemilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 dan akan memilih lagi pada Pilpres 2019 sebesar 85,84 persen. Angka itu lebih besar ketimbang pemilih Joko Widodo 81,09 persen.
- Kyai dan Ulama Madura Dukung AHY Jadi Cawapres Anies di 2024
- Viral, Ganjar Pranowo Duduk Satu Meja dengan Saksi TPPU Nurhadi
- Belum Ada yang Mencapai 50 Persen Plus 1, Semua Paslon Pilpres Masih Berpeluang menang
Wakil Direktur bidang Riset SMI, Syahganda Nainggolan mengatakan, soal pemilih yang imigrasi atau berpindah, migrasi pemilih dari pemilih Jokowi ke Prabowo lebih besar.
"Migrasi pemilih dari pemilih Jokowi ke Prabowo mencapai angka 13,45 persen, lebih besar dari migrasi pemilih Prabowo ke Jokowi yang mencapai angka 11,62 persen," ujar Syahganda dalam jumpa pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4)..
Sementara pemilih Prabowo dan Jokowi di Pilpres 2014 yang belum memutuskan akan memilih siapa pada Pilpres 2019, masing-masing 2,44 persen dan 5,45 persen.
Hasil survei SMI: elektabilitas paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Maruf Amin 49,32 persen, paslon urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 42,71 persen, sementara undecided voters atau pemilih yang belum memutuskan sebesar 7,97 persen.
Survei SMI dilakukan tersebar di enam provinsi pulau Jawa, meliputi: Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Banten. Teknik penarikan sampel dengan menggunakan teknik menggunakan multistage random sampling dimana stage pertama adalah dapil (daerah pemilihan) di seluruh pulau Jawa, stage kedua adalah kabupaten/kota yang dipilih secara random pada masing-masing dapil.
Jumlah sampel adalah sebesar 600 responden yang diambil secara proporsional di semua dapil. Margin error yang digunakan adalah 4 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.[aji]
ikuti terus update berita rmoljatim di google news
- BPOKK DPP Demokrat Tegaskan Musda Bukan Adu Suara Terbanyak
- Vaksin AstraZaneca Mengandung Babi, Pemerintah Diminta Transparan
- Bertemu Putin di Kremlin, Ini yang Disampaikan Jokowi