rizal ramli

Melemahnya rupiah atas dollar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sekarang ini bukan sesuatu yang sulit untuk diprediksi. Sejatinya, tim ekonomi pemerintah memiliki forecast dan menyiapkan skenario untuk mengantisipasi dampak dari hal itu terhadap perekonomian Indonesia.

Keberadaan pendengung atau buzzer pemerintah tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Sejumlah tokoh, utamanya oposisi sudah banyak menjadi korban.

Sosok Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah menjadi sorotan publik setelah beredarnya video memperlihatkan tingkah lakunya di dalam sebuah privat jet.

Ekonom senior Rizal Ramli merasa terusik dengan narasi pemerintah bahwa mensubdisi BBM untuk rakyat sama saja membakar uang negara.

Alasan tidak ada pilihan lain dalam menaikkan harga BBM subsidi sebagaimana disampaikan Presiden Joko Widodo tidak bisa diterima akal sehat.

Kritik dilayangkan Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Mukhaer Pakkanna pada Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Sebenarnya masih ada solusi alternatif yang dapat dilakukan pemerintah tanpa menaikkan harga BBM. Karena itu, pemerintah sebaiknya segera membatalkan kenaikan harga BBM yang dapat menambah beban rakyat.

Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan membuat ekonomi rakyat yang sudah mulai membaik menjadi rontok. Padahal ada alternatif lain yang bisa dilakukan pemerintah tanpa perlu menaikkan harga BBM dalam meminimalisir kebocoran anggaran.

Kondisi lembaga penegak hukum saat ini dinilai telah jauh berbeda dengan era reformasi.

Berpihak kepada rakyat menjadi alasan utama ekonom senior DR. Rizal Ramli hanya 11 bulan bertahan sebagai menteri di era Presiden Joko Widodo. RR mengaku sudah melaksanakan seluruh amanat demi rakyat, namun dia disingkirkan oleh pihak lain karena hal tersebut.

Dukungan atau endorsement dari seorang mantan presiden kepada presiden selanjutnya memang akan terbilang efektif. Dengan catatan, sang mantan presiden itu memiliki reputasi dan track record yang luar biasa.

Krisis ekonomi yang berujung pada krisis politik di Sri Lanka memiliki banyak faktor yang mempengaruhi. Meskipun faktor paling dominan, yakni gagalnya sebuah negara untuk membayar utang hingga terjadi kolaps.

Karakteristik kepemimpinan yang dimiliki Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur, Rizal Ramli menjadi faktor dukungan masyarakat menguat kepada keduanya.